8 October 2024
Indeks

BMKG Deteksi 30 Titik Panas di Sultra pada Puncak Musim Kemarau, Warga Diimbau Waspada

  • Bagikan
Aris Yunatas BMKG Deteksi 30 Titik Panas di Sultra pada Puncak Musim Kemarau, Warga Diimbau Waspada
Aris Yunatas

SULTRATOP.COM, KENDARI – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Konawe Selatan (Konsel) menyatakan beberapa wilayah di Sultra telah memasuki puncak musim kemarau.

Kepala Stasiun Klimatologi Konsel Aris Yunatas mengatakan, saat ini wilayah Sultra telah memasuki musim kemarau yang sebelumnya diprediksi pada Agustus hingga September 2024.

Iklan Astra Honda Motor Sultratop

“Ini hampir semua wilayah Sultra sudah memasuki musim kemarau dan puncaknya. Sehingga dampak bencana hidrometeorologi kering harus kita antisipasi bersama seperti kebakaran hutan dan lahan, kekeringan, pola tanam, kebutuhan air bersih dan lainnya,” ungkap Aris di Kendari pada Sabtu (28/9/2024).

Di puncak musim kemarau ini juga, ia menyebut semakin banyak titik panas yang terdeteksi. Setidaknya, ada 30 titik panas yang terdeteksi dengan beberapa kategori.

Titik panas yang terpantau itu terdapat di lima Kabupaten di Sultra dengan tingkat kepercayaan sedang atau medium sebanyak 29 titik dan tinggi atau high sebanyak 1 titik, sedangkan rendah atau low tidak terdeteksi.

Titik tersebut terpantau pada Kabupaten Kolaka Timur (Koltim) di Kecamatan Tinondo, Kolaka Utara (Kolut) di Kecamatan Porehu, Bombana di Kecamatan Rarowatu, Buton, dan Konawe di Kecamatan Bondoala dan Routa.

“Yang perlu kita waspada yaitu di atas 40 persen kepercayaannya dan itu pernah terjadi beberapa hari lalu di daerah Bombana khususnya Rawa Aopa dan kami sudah konfirmasi ke BPBD Bombana untuk verifikasi di lapangan,” tutur Aris.

Ia menyebut, pantauan titik panas tersebut dilakukan melalui data informasi satelit yang melihat suhu di permukaan. Sehingga belum diketahui pasti objek apa yang menyebabkan titik panas tersebut dan perlu adanya verifikasi di lapangan.

” Bisa jadi api, atau daerah yang kawasannya banyak atap seng, itu bisa meningkatkan suhu juga. Sehingga perlu verifikasi lapangan oleh teman-teman BPBD, TNI/Polri di daerah,” tambahnya.

Kata Aris, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, pihaknya bersama Pemprov Sultra khususnya yang berkaitan dengan bidang Karhutla telah menetapkan daerah-daerah mana yang mempunyai histori kebakaran hutan dan lahan.

Ia juga mengimbau masyarakat untuk mulai mewaspadai bencana hidrometeorologi kering khususnya yang tinggal dekat dengan wilayah yang mempunyai histori kebakaran lahan karena musim kemarau diprediksi masih berjalan hingga Oktober 2024. (B/ST)

Kontributor: Ismu Samadhani

IKUTI BERITA DAN ARTIKEL KAMI

  • Bagikan