23 November 2024
Indeks

7 Penyebab Rambut Rontok pada Pria dan Wanita

  • Bagikan
Kebotakan rambut
Rambut rontok pada pria dan wanita.

SULTRATOP.COM – Penyebab rambut rontok ada berbagai macam. Kerontokan di kulit kepala atau kebotakan ini seringkali menjadi masalah utama karena penggunaan bahan kosmetik (zat perawatan), tetapi juga bisa menjadi tanda penyakit sistemik.

Pada pria, kerontokan rambut biasanya mulai di bagian samping atau mahkota kepala dan berlanjut ke bagian belakang kepala. Pola ini disebut pola kebotakan pria.

Iklan Astra Honda Motor Sultratop

Sementara pada wanita, biasanya mulai di bagian atas kepala. Biasanya, rambut menipis bukannya rontok sepenuhnya, dan garis rambut tetap tidak berubah. Pola ini adalah pola kebotakan wanita.

Apakah Anda tahu bahwa orang normal kehilangan sekitar 50 hingga 100 helai rambut setiap hari. Kerontokan rambut dapat dimulai pada usia berapa pun selama atau setelah pubertas, terkadang selama masa remaja (rambut rontok).

Berikut ini fakta mengenai penyebab rambut rontok yang mungkin belum Anda ketahui.

1. Bagian dari Siklus Pertumbuhan Rambut

Setiap siklus terdiri dari tahapan yaitu fase pertumbuhan panjang (anagen) dengan durasi 2-6 tahun; fase transisi pendek (fase regresif)dengan durasi 3 minggu; fase istirahat pendek (telogen) dengan durasi 2–3 bulan.

Pada akhir fase istirahat, rambut rontok (kebotakan) dan rambut baru mulai tumbuh di dalam folikel untuk memulai siklus baru. Biasanya, sekitar 50 hingga 100 rambut per hari mencapai akhir fase istirahat dan rontok dari kulit kepala.

2. Ketidakseimbangan Hormon

Kelebihan kadar hormon pria pada wanita dapat menyebabkan kerontokan rambut, jerawat, dan rambut yang lebih tebal pada area yang lebih khas pria, seperti wajah dan batang tubuh (hirsutisme).

Penyebab paling umum dari kelebihan androgen pada wanita adalah sindrom ovarium polikistik. Peningkatan kadar androgen dalam darah juga dapat menyebabkan tanda dan gejala lain seperti pendalaman suara, atrofi payudara, peningkatan massa otot, pembesaran klitoris, dan peningkatan libido.

Jarang terjadi virilisasi (memiliki dan kualitas jantan) karena tumor mengeluarkan hormon pria, atau pada wanita yang menggunakan steroid anabolik untuk meningkatkan kinerja atletik.

2. Penyakit Tertentu

Cutaneous lupus erythematosus merupakan jenis penyakit autoimun yang dapat menyebabkan rambut rontok dari kulit di area yang berbulu. Kerontokan rambut bisa bersifat permanen jika folikel rambut benar-benar hancur.

Cutaneous lupus erythematosus dapat terjadi pada orang dengan lupus eritematosus sistemik (SLE), penyakit di mana antibodi atau sel yang dibuat oleh tubuh menyerang jaringan tubuh sendiri (disebut penyakit autoimun).

3. Kerusakan Folikel Rambut

Ada banyak penyebab kerusakan folikel rambut. Salah satunya adalah Trichotillomania yakni kebiasaan mencabut rambut normal yang berhubungan dengan stres emosional. Kemudian Traction alopecia yakni rambut rontok yang karena tarikan rambut yang terus-menerus, seperti saat mengepangnya, menggunakan pengeriting rambut, atau membentuk rambut kuncir kuda.

Penyebab kerusakan folikel rambut lainnya adalah Central centrifugal cicatricial alopecia yakni rambut rontok dengan bekas luka di kulit kepala, yang mungkin akibat penggunaan sisir panas, pengeriting rambut, atau potongan rambut.

4. Obat-obatan

Menggunakan steroid anabolik (yang secara strutural berhubungan dan memiliki efek yang serupa dengan testosteron) dapat menyebabkan kebotakan pada pria atau wanita. Kemudian, obat kemoterapi umumnya menyebabkan kerontokan rambut anagen.

Beberapa obat resep yang biasa menyebabkan kerontokan rambut akibat telogen effluvium seperti obat untuk mengatasi tekanan darah tinggi, jerawat, gangguan tiroid, kejang, dan antikoagulan.

5. Malnutrisi

Pada tingkat yang lebih rendah, kekurangan nutrisi juga dapat menyebabkan kerontokan rambut. Gejala bervariasi tergantung pada jenis malnutrisi.

Misalnya bila kekurangan zat besi adalah salah satu penyebab umum dari kerontokan rambut. Hal ini tidak lain karena kekurangan zat besi berhubungan dengan anemia sehingga ada kerontokan rambut.

6. Stres

Gangguan atau kekacauan mental dan emosional ini terbagi dua yakni stres secara fisik dan stres dalam bentuk tekanan mental.

Kondisi stres secara fisik seperti demam tinggi, pembedahan, penyakit berat, penurunan berat badan, dan kehamilan dapat meningkatkan jumlah rambut yang memasuki fase telogen (menyebabkan telogen effluvium).

Umumnya, rambut rontok beberapa bulan setelah timbulnya stres fisik ini. Kerontokan rambut jenis ini seringkali tidak permanen.

Sementara stres dalam bentuk tekanan mental dapat menyebabkan kebiasaan memelintir, menarik, atau mencabut rambut normal (trikotilomania). Ini tidak hanya terjadi pada anak-anak, tetapi juga dapat terjadi pada orang dewasa.

Mencabut rambut dapat luput dari perhatian dan dapat membingungkan dokter dan orang tua yang secara keliru mengaitkan kerontokan rambut dengan kondisi seperti infeksi jamur.

Stres emosional berat yang berkepanjangan juga dapat menyebabkan kerontokan rambut spontan (telogen effluvium). Kerontokan rambut ini bukanlah stres biasa dalam kehidupan sehari-hari, melainkan stres kronis yang besar.

7. Infeksi Jamur

Keadaan terkena infeksi jamur umum yang menyebabkan kerontokan rambut pada anak-anak. Infeksi mulai dengan bercak bersisik yang secara bertahap membesar. Seiring waktu, rambut bisa putus dan menyatu dengan permukaan kulit kepala, biasanya muncul sebagai titik hitam.

Pada infeksi ini, rambut bisa pecah di atas permukaan kulit kepala, meninggalkan sehelai rambut pendek. Kerontokan rambut bisa bersifat permanen, terutama jika infeksinya tak mendapat pengobatan. (===)

 

Sumber: msdmanuals.com

IKUTI BERITA DAN ARTIKEL KAMI


  • Bagikan