SULTRATOP.COM – Nyanyian rakyat merupakan kekayaan budaya yang ada pada masyarakat Suku Tolaki di Sulawesi Tenggara (Sultra). Salah satu nyanyian rakyat atau lagu daerah Tolaki yang paling populer adalah “mombakani”.
Kata “mombakani” dalam Bahasa Daerah Tolaki memiliki arti ‘mengembala’. Tentu maksud yang digembala dalam lagu daerah ini adalah hewan.
Pada masyarakat Tolaki, hewan yang biasa dipelihara pada zaman dahulu adalah kerbau. Oleh karena itu, lagu ini bercerita tentang bagaimana aktivitas keseharian tokoh “si Bio” dalam mengembala kerbau.
Dalam penelitian Sitti Rachmatia Saliha, lagu mombakani mengandung nilai etika, estetika, sosial, dan pendidikan. Berikut ini adalah lirik dan terjemahan nyanyian rakyat Tolaki Mombakani sesuai hasil penelitian tersebut yang terbit dalam Jurnal Pembelajaran Seni & Budaya Universitas Halu Oleo (UHO).
- No mowingi pewangu i bio ‘Pagi-pagi si Bio bangun’
- No ale-alei kini kuno ‘Dia mengambil kerbaunya’
- Rolako-lako mombakani ‘Dia pergi mengembala’
- Meronga-ronga banggonano ‘Bersama-sama teman-temannya’
- No awei-awei i kini kuno ‘Dia bersama-sama kerbaunya’
- Ipambano Konaweha ‘Di pinggir sungai Konaweha’
- Maroa mombakani ‘Banyak memberi makan’
- Tumambai-tambai kini kuno ‘Sambil mengusir kerbaunya’
- Tumambai-tambai kini kuno ‘Sambil mengusir kerbaunya’
- Mombakani… mombakani… mombakani meronga-ronga ‘Mengembala… mengembala… mengembala bersama-sama’
- Mombakani… mombakani… mombakani meronga-ronga ‘Mengembala… mengembala… mengembala bersama-sama’
- Mombakani meronga-ronga ‘Mengembala bersama-sama’
- Kiniwia mbule i bio ‘Sore pulanglah Si Bio’
- Tealoi bahoi kini kuno ‘Singgah memandikan kerbaunya’
- Bahoi i alala ‘Memandikannya di kali’
- Mombakani mebaho-baho ‘Mengebala sambil mandi-mandi’
- Mombakani mebaho-baho ‘Mengebala sambil mandi-mandi’
Keberadaan Lagu Mombakani di Masyarakat
Pada masa lampau keberadaan lagu Mombakani digunakan sebagai sarana hiburan. Mombakani digunakan oleh masyarakat pendukungnya dalam berbagai kegiatan yakni upacara adat dan untuk menghibur masyarakat.
Penggunaannya pula sering dipersembahkan pada saat-saat panen padi dan diiringi molulo oleh masyarakat yang hadir dalam pesta panen tersebut. Sehingga, lagu ini telah menjadi kebudayaan masyarakat pendukungnya.
Masih merujuk penelitian tersebut, pada lagu Mombakani di masa sekarang berfungsi sebagai sarana pembertahanan bahasa Tolaki berbentuk dalam penyampaian pesan.
Hal itu dapat dilihat pada tiap larik-larik yang membangunnya. Pada larik ke-3 Rolako-lako mombakani artinya ‘Dia pergi mengembala’ berfungsi mengajarkan kecepatan bertindak yakni yang disertai dengan sifat kerajinan dalam bekerja.
Pada larik ke-4 Meronga-ronga banggonano artinya ‘Bersama teman-temannya’ berfungsi mengajarkan betapa pentingnya arti kebersamaan dan juga seberat apapun pekerjaan yang dilakukan jika dilakukan secara bersama-sama akan terasa ringan.
Nilai Pendidikan dalam Lagu Daerah “Mombakani”
Lagu berjudul Mombakani ini mengandung nilai-nilai tertentu, salah satunya adalah nilai pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian Sitti Rachmatia Saliha, nilai pendidikan terdapat pada larik ke-1 “No mowingi pewangu i bio” artinya ‘Pagi-pagi si Bio bangun’ bermakna bahwa ketika pagi telah beranjak si Bio telah bangun dari tempat tidurnya.
Nilai pendidikan pada larik tersebut terdapat pada ungkapan pewangu yang artinya ‘bangun’. Ungkapan ini mengajarkan tentang tuntunan memulai aktivitas yang baik dan hidup sehat. Ketika bangun di waktu pagi kondisi tubuh akan berada pada kondisi fit namun sebaliknya apabila tidak bangun di waktu pagi maka kondisi tubuh terasa lemas serta berat dalam beraktivitas. (===)