7 October 2024
Indeks

Makna Lagu Daerah Muna “Kabhanti Kantola” tentang Pentingnya Kebersamaan

  • Bagikan
Kabhanti Kantola Makna Lagu Daerah Muna “Kabhanti Kantola” tentang Pentingnya Kebersamaan
Pertunjukan kabhanti kantola dengan perpaduan musik gambus. (Gambar Youtube: @RanahSultra)

SULTRATOP.COM – Salah satu suku di Sulawesi Tenggara (Sultra) yang memiliki lagu daerah adalah Muna. Hal ini sebagai salah satu seni musik atau lagu yang berkembang dan turun temurun dalam masyarakat di Pulau Muna.

Nyanyian rakyat atau lagu daerah yang ada pada masyarakat Muna adalah “Kabhanti Kantola”.  Seni pertunjukan berpantun ini biasanya dilakukan semalam suntuk yang salah satu fungsinya sebagai hiburan di kampung.

Iklan Astra Honda Motor Sultratop

Dalam hasil penelitian Hardin dan Hadirman, menjelaskan bahwa pada saat pertunjukan kabhanti kantola pemantun laki-laki dan perempuan saling berbalas pantun. Para pemantun saling berhadap-hadapan antara salah kelompok pemantun dengan kelompok lain yang menjadi lawan mainnya.

Dalam pertunjukan ini, penonton biasanya ada yang berdiri dan duduk, serta mengelilingi tempat pementasan sambil memberikan respons suasana pertunjukkan, baik melalui bahasa lisan maupun bahasa tubuh (gesture).

Berikut ini adalah lirik dan terjemahan “Kabhanti Kantola” sesuai hasil penelitian tersebut yang terbit dalam Jurnal URNAL AQLAM — Journal of Islam and Plurality — Volume 2, Nomor 2, Desember 2017.

Ane pedamo anagha patudhu solalomu

‘Kalau seperti ini tujuan hati’

Welongkarame, gara dosikalentumo sintuumu bheinsaidi

‘Dalam keramaian, padahal sudah satu tujuan dengan kami’

Dadihanomo bhelahi mbasi-mbasitiehiku

‘Oleh karena itu, kalian saudara-saudaraku’

Ne witeno Wuna ini, damekakodoho posimbi

‘Di tanah Muna ini, mari kita jauhkan perbedaaanperbedaan’

Mosibhala kaseise, woraeworaetua sada seise

‘Lebih mementingkan kebersamaan, orang Muna jika bersatu’

Fekiri intaidi Wuna ini, hamadi sonewiseki mositi nakohasili

‘Pikirkan kita orang Muna, apalagi yang kita hadapi ini mesti ada hasilnya’

Rampano peda aini, kasemie-miehano nobansie kaposimbi

‘Karena seperti ini, Tuhan tidak suka salah paham’

Tabea o kaseise maka nemasighoono

‘Akan tetapi yang Dia sukai kecuali kebersamaan’

Wawono dhunia ini

‘Di atas dunia ini’

Fetingke nagha kabhala welo ngkarame ini

‘Dengarkan petinggi di tengah keramaian ini’

Aitu dadihanomo intaidi Wuna ini

‘Jadi, sekarang kita ini sebagai orang Muna’

Dameki-mekiriemo wula somombano ini

‘Kita mulai pikirkan juga bulan yang akan muncul nanti’

Raafulu tolu alo tolu alo kabhasanomo maludh kapoi-pointaraha lima

‘Dua puluh tiga malam perayaan Maulid, berpegangan tangan’

Sadhakano poliwu netaagho namisino imamuno Wuna ini

‘Sedekahnya daerah agar perasaan pemimpin Muna berbahagia’.

Gagasan Pentingnya Kebersamaan

Ungkapan mosibhala kaseise ‘lebih mementingkan kebersamaan’ memuat gagasan bahwa dalam hidup ini rasa kebersamaan perlu diposisikan sebagai hal yang utama, karena mementingkan kebersamaan hidup ini akan serasa indah, nyaman, dan damai.

Ungkapan mosibhala kaseise ‘lebih mementingkan kebersamaan’ merupakan pola kehidupan mementingkan kebersamaan atau hidup yang penuh solidaritas. Solidaritas akan terbentuk apabila dalam masyarakat tidak ada keretakan sosial dan selalu tolong-menolong antara satu dan yang lainnya.

Lebih lanjut dijelaskan peneliti, bahwa teks kabhanti kantola tersebut menunjukkan pula bahwa kalau bersama apapun yan dilakukan selalu berhasil, seperti yang direpresentasikan ungkapan Sadaseise hamadi soniwiseki mositi nakohasili ‘Jika bersama/bersatu apa yang dihadapi akan selalu berhasil’.

Hal itu menurut peneliti, menggambarkan bahwa hidup yang penuh kebersamaan segala sesuatu yang dihadapi akan bisa diselesaikan secara bersama-sama dengan penuh kekeluargaan. Artinya, melalui gotong-royong apapun yang dikerjakan dapat berhasil dengan baik. (===)

IKUTI BERITA DAN ARTIKEL KAMI

  • Bagikan