SULTRATOP.COM, KENDARI – Musyawarah Pimpinan Wilayah (Musypimwil) Muhammadiyah Sulawesi Tenggara (Sultra) 2025 siap digelar pada 17–19 April 2025 di Kendari. Selain agenda konsolidasi organisasi, Musypimwil kali ini juga akan ditandai dengan launching Sekolah Muhammadiyah Terpadu dan kunjungan ke Fakultas Kedokteran di Konawe Selatan, yang turut dihadiri Mendikdasmen Prof. Abdul Mu’ti.
Prof. Abdul Mu’ti yang juga menjabat Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah dijadwalkan membuka langsung kegiatan yang mengusung tema “Menghadirkan Kemakmuran untuk Sulawesi Tenggara”.
Sekretaris Umum Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sultra, Muh. Alifudin, menjelaskan Musypimwil merupakan forum penting lima tahunan untuk melakukan evaluasi program kerja serta mengisi jabatan-jabatan kosong di struktur kepemimpinan wilayah.
“Forum ini bagian dari konsolidasi organisasi dan akan memilih 13 orang pimpinan wilayah Muhammadiyah Sultra. Pengisian jabatan itu wajib melalui musyawarah ini,” kata Alifudin, Selasa (15/4/2025).
Ia menambahkan, Muhammadiyah Sultra saat ini mengelola 32 TK dan PAUD, 7 MI dan SD, 12 SMP, serta 9 SMA. Selain itu, ada delapan perguruan tinggi yang tersebar di tujuh kabupaten/kota.
Salah satu momen penting dalam Musypimwil kali ini adalah peletakan batu pertama pembangunan Sekolah Muhammadiyah Terpadu yang berlokasi di Kecamatan Baruga, Kota Kendari. Sekolah tersebut dirancang menjadi model pendidikan terpadu dengan pendekatan keislaman dan kemajuan ilmu pengetahuan.
Agenda lain adalah kunjungan ke Laboratorium dan Gedung Fakultas Kedokteran di Kecamatan Konda, Kabupaten Konawe Selatan, yang menjadi bagian dari pengembangan pendidikan tinggi Muhammadiyah di bidang kesehatan.
Ketua Steering Committee Musypimwil, Musadar Mapasomba, menyampaikan bahwa Muhammadiyah terus bersinergi dengan pemerintah dalam upaya mencerdaskan umat dan memberdayakan masyarakat.
“Muhammadiyah cukup mandiri dalam banyak hal, tetapi tidak pernah meninggalkan pemerintah. Kita terus mendorong gerakan pencerahan melalui pendidikan, kesehatan, dan sosial keumatan,” ujarnya.
Musadar juga menegaskan bahwa gerakan Muhammadiyah ke depan akan terus menguatkan program berbasis masjid dan pesantren sebagai pilar pemberdayaan masyarakat.
“Insyaallah, Muhammadiyah akan terus menjadi bagian penting dalam proses mencerdaskan bangsa, sejak didirikan tahun 1912 hingga saat ini. Kami ingin selalu berkontribusi terbaik untuk umat dan bangsa,” pungkasnya. (B/ST)
Laporan: Bambang Sutrisno