SULTRATOP.COM, KENDARI – Kasus kekerasan seksual terhadap anak di Kota Kendari terus menjadi perhatian serius. Mirisnya, mayoritas pelaku justru berasal dari orang terdekat korban, seperti keluarga sendiri. Selain itu, interaksi di media sosial juga menjadi pemicu yang berujung pada pertemuan fisik dan tindakan pelecehan.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Kota Kendari, Hizal Joisman, mengungkapkan bahwa sebagian besar kasus kekerasan seksual yang mereka tangani melibatkan pelaku dari lingkungan keluarga, termasuk ayah kandung, ayah tiri, paman, hingga kakek.
“Kekerasan seksual yang terjadi dalam rumah tangga kebanyakan dilakukan oleh orang terdekat,” kata Joisman kepada Sultratop.com, Selasa (4/2/2025).
Selain dalam lingkungan keluarga, kekerasan seksual terhadap anak juga marak terjadi di satuan pendidikan, terutama di tingkat sekolah dasar (SD). Bahkan, pergaulan di media sosial semakin memperbesar risiko anak menjadi korban.
“Banyak interaksi yang dimulai dari media sosial, kemudian berlanjut ke pertemuan langsung di sekolah atau tempat lain yang memicu kontak fisik,” ujarnya.
Joisman menjelaskan bahwa anak-anak sering kali belum memahami batasan perilaku yang termasuk dalam kategori pelecehan seksual. Sentuhan di bagian tubuh tertentu pun bisa menjadi pelanggaran hukum yang berujung pada kasus kekerasan seksual.
“Anak-anak kadang tidak menyadari, tetapi ketika mereka melaporkan ke orang tua, barulah kasus itu mencuat,” jelasnya.
Ia pun mengimbau para orang tua agar lebih aktif mengawasi aktivitas anak, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun di dunia maya. Selain itu, pihaknya terus berupaya memberikan edukasi dan pendampingan untuk mencegah serta menangani kasus kekerasan seksual terhadap anak di Kendari. (B/ST)
Laporan: Bambang Sutrisno
IKUTI BERITA DAN ARTIKEL KAMI
