4 October 2024
Indeks

Tim Pengabdian Masyarakat UMW Kendari Edukasi Kader Posyandu di Punggolaka tentang Pencegahan dan Penanganan Diare Anak di Rumah

  • Bagikan
UMW Kendari Tim Pengabdian Masyarakat UMW Kendari Edukasi Kader Posyandu di Punggolaka tentang Pencegahan dan Penanganan Diare Anak di Rumah
Tim pengabdian masyarakat Universitas Mandala Waluya (UMW) Kendari melaksanakan program edukasi bagi kader posyandu di Kelurahan Punggolaka, Kecamatan Puuwatu, Kota Kendari. (Foto: Istimewa)

SULTRATOP.COM, KENDARI – Tim pengabdian masyarakat Universitas Mandala Waluya (UMW) Kendari melaksanakan program edukasi bagi kader posyandu di Kelurahan Punggolaka, Kecamatan Puuwatu, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Tim ini terdiri dari tim dosen Islaeli, Asbath, Sartini Risky, beserta sejumlah mahasiswa.

Program ini mengusung tema “Peningkatan Literasi Kesehatan Masyarakat Melalui Kelompok Kader Posyandu: Peran E-Modul dalam Pencegahan dan Penanganan Diare” dan merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat skema pemberdayaan Berbasis Masyarakat yang didanai oleh Direktorat Riset, Teknologi dan Pengabdian Masyarakat, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia tahun 2024.

Iklan Astra Honda Motor Sultratop

Ketua Tim Pengabdian Islaeli mengatakan, Kelurahan Punggolaka dipilih sebagai lokasi kegiatan karena memiliki kepadatan penduduk yang tinggi sebanyak 9.587 jiwa dengan jumlah kasus diare yang cukup signifikan.

Berdasarkan data Puskesmas Puuwatu, pada 2022 terdapat 280 kasus diare pada balita, sedangkan target penemuan kasus diare pada balita mencapai 622 kasus. Dengan kondisi tersebut, keterlibatan aktif kader posyandu sangat penting untuk menekan angka kejadian diare, terutama dengan meningkatkan pemahaman dan keterampilan kader dalam penanganan dan pemantauan anak diare di rumah.

Ia melanjutkan, materi edukasi yang disampaikan berfokus pada pencegahan diare, perawatan di rumah saat anak diare, dan langkah pemantauan dan evaluasi perawatan anak diare/pascadiare di rumah. Kader diajarkan cara pemberian Larutan Gula Garam (LGG), penggunaan oralit, dan tanda-tanda dehidrasi yang perlu diwaspadai. Salah satu hal penting yang ditekankan adalah identifikasi tanda bahaya yang mengharuskan anak segera dibawa ke fasilitas kesehatan.

Tim juga memperkenalkan aplikasi e-modul yang dibuat khusus untuk kader, berisi materi edukasi diare yang terintegrasi dengan lembar kerja pemantauan status kesehatan anak, formulir skrining, dan evaluasi kondisi anak diare dan pascadiare.

“Dengan menggunakan media aplikasi e-modul ini, kader dapat mengakses informasi secara mandiri dan lebih terstruktur, serta memiliki acuan dalam memantau kesehatan anak secara langsung di lapangan,” ujarnya.

Diharapkan dengan pemahaman yang lebih baik tentang diare, kader dapat memberikan edukasi kepada ibu-ibu balita di wilayah kerjanya, serta menciptakan perilaku hidup sehat untuk mencegah diare berulang dan komplikasi serius lainnya. (—)

IKUTI BERITA DAN ARTIKEL KAMI

  • Bagikan