SULTRATOP.COM, KENDARI – Anak Penjabat (Pj) Bupati Kolaka Utara (Kolut), Sukanto Toding sukses menyelesaikan studi pendidikan tingkat menengah atas di Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia (MAN IC) Kendari.
Dia bernama Ahshadi Ahsan atau akrab dengan sapaan Dimas. Ia menjadi salah satu dari 86 siswa angkatan ke-VI tahun ajaran 2023-2024 yang dikukuhkan kelulusannya pada Rabu (29/5/2024) di aula MAN IC Kendari.
Dimas adalah siswa yang mengambil peminatan IPS di sekolah madrasah unggulan itu. Ia merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Dua saudaranya bernama Ahshaina Nachla Euroweena dan Ahsyifha Nailah Mehrunnisa.
Ia lahir dari pasangan Sukanto Toding dan Nina Harini Yuniarti. Sang ayah merupakan salah seorang birokrat di Sulawesi Tenggara (Sultra) yang mengawali karirnya sebagai tenaga ahli Bupati di Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Bombana periode 2011-2012.
Saat ini, ayah Dimas (Sukanto Toding) menjabat sebagai asisten III bidang administrasi umum Setda Provinsi Sultra sekaligus Pj Bupati Kolut yang dilantik pada 4 September 2023.
Dimas melanjutkan pendidikan di MAN IC Kendari awalnya adalah keputusan orang tuanya dengan pemikiran orang tua tahu tempat terbaik untuk anaknya dititipkan.
“Pastinya orang tua kita mau kita masuk ke sekolah yang terbaik. Jadi kita sebagai anak juga melihat bahwa keputusan orang tua ini mungkin yang terbaik untuk masa depan kita,” ungkapnya.
Sebagai anak pejabat, Dimas mengaku tidak ada perlakuan khusus yang diberikan pihak sekolah ataupun teman-temannya. Begitu pun dengan dia. Dimas tidak memilih dalam berteman dan tidak membanggakan diri sebagai anak seorang pejabat.
“Kegiatan-kegiatan di dalam sekolah itu sama seperti siswa-siswa lainnya, tidak ada yang eksklusif. Tidak ada memandang strata, serta ketimpangan yang ada,” tambah Dimas.
Dimas mengaku banyak mengambil pelajaran dan pesan moral selama bersekolah dan menempati asrama di MAN IC Kendari. Ia mengaku bisa lebih mandiri saat jauh dari orang tua tanpa adanya ketergantungan berlebih dibanding saat tinggal bersama orang tua dan bisa menjadi bekal untuk menghadapi dunia nantinya.
Teman sekelas Dimas, Muhammad Ammar Afwan mengatakan, dalam keseharian di sekolah, Dimas adalah orang yang tegas, pemberani dan memiliki jiwa kepemimpinan.
Ia mengaku senang telah bersama-sama Dimas dan teman-teman lainnya selama bersekolah di MAN IC Kendari. Pasalnya, saat bersekolah di sana, rasa solidaritas terbangun utamanya saat ber-asrama.
Pada kesempatan yang sama, ayah Dimas, Sukanto Toding mengatakan, ke depan akan menjadi tren bahwa anak-anak SMA diasramakan. Sebagai orang tua, ia menyebut bahwa rumah bukan lagi tempat yang aman untuk anak.
“Rata-rata kan orang tua saat ini berprofesi. Jadi misalnya meninggalkan rumah di pagi hari dan pulang di sore hari. Anak-anak kita kalau tidak didampingi orang tua bisa bahaya. Karena di rumah ada banyak sumber informasi seperti televisi, handphone dan lainnya. Sehingga, kalau tidak diawasi bisa disalahgunakan anak dan bisa berdampak pada mental dan masa depannya,” ungkap Sukanto.
Hal tersebutlah yang membuat Sukanto menitipkan Dimas untuk bersekolah di MAN IC Kendari yang memiliki fasilitas asrama. Ia percaya, jika Dimas masuk di asrama maka akan lebih diawasi dan memiliki kegiatan positif yang sifatnya membangun jati dirinya.
Hal penting lainnya yang menjadi pertimbangan Sukanto dalam memilih sekolah untuk anaknya adalah pendidikan agama. Ia menyebut packaging pendidikan agama untuk masuk ke pendidikan anak menjadi hal utama yang harus dipertimbangkan.
“Kolaborasi pendidikan agama dengan pendidikan umum untuk anak sangat penting. Nilai-nilai keagamaan untuk pendidikan sangat diperlukan saat ini,” tambahnya.
Saat ini, Sukanto bersyukur karena anaknya telah berhasil lolos masuk perguruan tinggi di Fakultas Hukum, Universitas Airlangga melalui bebas tes jalur prestasi. Ia menyebut bahwa capaian itu merupakan buah yang dipetik dari pendidikan yang dijalani Dimas di MAN IC Kendari sehingga bisa bersaing.
Ia menitipkan pesan kepada para orang tua yang ada di luar bahwa ada 3 aspek yang harus diperkuat dan menjadi unsur penting dalam pendidikan yaitu pengetahuan, sikap atau perilaku, serta kemampuan untuk berkomunikasi dan berekspresi. Untuk itu, penting untuk melihat apakah sekolah yang dituju bisa menghasilkan 3 aspek tersebut. (===)
Kontributor: Ismu Samadhani