SULTRATOP.COM – Partai Golongan Karya (Golkar) di bawah kepemimpinan Airlangga Hartarto sebelumnya memberikan dukungan model B Persetujuan Parpol KWK kepada pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Muna, La Ode M. Rajiun Tumada dan Purnama Ramadhan.
Namun, dalam perjalanannya, Airlangga Hartarto mengundurkan diri, dan Bahlil Lahadalia menjadi ketua umum partai berlambang pohon beringin tersebut. Di bawah kepemimpinan Bahlil Lahadalia, dukungan Partai Golkar yang telah diberikan kepada pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Muna, La Ode M. Rajiun Tumada dan Purnama Ramadhan, dialihkan untuk mendukung pasangan calon lainnya.
Padahal, dalam video yang beredar di media sosial, Ketua Umum Golkar yang juga sebagai Menteri ESDM RI mengatakan bahwa ia tidak akan mengubah rekomendasi dukungan Partai Golkar yang telah dikeluarkan dan ditandatangani oleh Airlangga Hartarto. Namun, memang Bahlil membuka peluang dirinya menganulir calon kepala daerah yang direkomendasikan Airlangga.
Terbukti, rekomendasi untuk pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati di Muna diubah dan diberikan kepada pasangan calon lainnya, La Ode Kardini dan Noor Dhani.
Hal tersebut menimbulkan kekecewaan bagi bakal calon Bupati dan Wakil Bupati Muna, La Ode M. Rajiun Tumada dan Purnama Ramadhan, serta seluruh relawan, sahabat, dan simpatisannya. Rajiun menilai bahwa Partai Golkar, yang merupakan partai besar, tidak konsisten dan masih bersikap kekanak-kanakkan dalam mengambil keputusan.
“Menurut saya, Partai Golkar tidak komitmen dan tidak konsisten. Saya anggap Golkar yang merupakan partai besar, ternyata adalah partai yang kekanak-kanakkan,” kata La Ode M. Rajiun Tumada saat ditemui di kediamannya, Selasa (27/8/2024).
Rajiun menambahkan bahwa sebagai partai besar, seharusnya Golkar memberikan contoh yang baik dan konsisten dengan pernyataan Ketua Umum yang baru. Menurutnya, meskipun Golkar adalah partai besar di Indonesia, komitmen dan konsistensi partai ini tidak dapat dipercaya.
“Kami (RahmaTnya Muna) awalnya sudah diberikan rekomendasi B Persetujuan Parpol KWK. Bagaimana bisa, partai besar yang tidak konsisten dan komitmen terhadap mereka yang sudah melahirkan pasangan calon. Kalau modelnya seperti ini, tentu menimbulkan tanda tanya dan mosi tidak percaya terhadap Partai Golkar ini,” ucapnya.
Menurutnya, jika Partai Golkar terus mempertontonkan cara-cara seperti yang dirinya alami, ia yakin bahwa Golkar akan hancur. Sebagai partai besar, seharusnya Golkar bisa menghargai atau memanggil pasangan calon yang telah didukung dan kembali membangun komunikasi serta komitmen untuk membesarkan partai ini.
“Sampai saat ini, saya tidak dipanggil oleh DPP Golkar. Surat keputusan model B Persetujuan Parpol KWK yang ditandatangani oleh Bapak Airlangga Hartarto yang diberikan kepada kami belum juga dicabut. Saya berpikir, kok bisa begini ya sebuah partai besar seperti Golkar ini,” ujarnya.
Dengan Partai Golkar yang mengalihkan dukungan kepada pasangan calon lain, Rajiun mengaku mengikhlaskan dan tidak ingin membuat kegaduhan. Ia juga menilai bahwa dengan dukungan dari Partai Gerindra, PKB, dan PSI, pasangan RahmaTnya Muna sudah memenuhi persyaratan 20 persen sesuai aturan PKPU.
“Jadi, tanpa Golkar pun, kami (RahmaTnya Muna) dengan dukungan Gerindra dan PKB sudah memenuhi syarat 20 persen. Kami lepas saja,” ungkapnya.
Rajiun juga mengaku bahwa pengurus Golkar di tingkat kabupaten hingga provinsi sangat baik. Namun, ulah beberapa oknum di partai tersebut mempengaruhi keputusan di tingkat pengurus pusat.
“Kita ini adalah bagian dari calon-calon pemimpin di tingkat daerah. Kalau pemimpin di tingkat pusat seperti ini menggandeng calon-calon terbaik, namun dengan kejadian yang kami alami, tentu kita harus mempertanyakan. Ini citra yang tidak baik bagi anak-anak bangsa,” tuturnya.
Seperti diketahui sebelumnya, Partai Golkar di bawah kepemimpinan Bahlil Lahadalia telah mengeluarkan rekomendasi B1 Persetujuan Parpol untuk 17 kabupaten/kota di Sultra. Dari 17 kabupaten/kota tersebut, hanya dua daerah yang dukungannya berubah, salah satunya adalah Kabupaten Muna.
Sebelumnya, di bawah kepemimpinan Airlangga Hartarto, Golkar mengusung La Ode M. Rajiun Tumada dan Purnama Ramadhan sebagai pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Muna. Namun, Ketua Umum Golkar yang baru, Bahlil Lahadalia, mengubah dukungan dan mendukung pasangan calon lain, yaitu La Ode Kardini dan Noor Dhani. (===)
Kontributor: Adin