SULTRATOP.COM, KENDARI – Sebanyak 74.617 anak di bawah lima tahun (balita) di wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra) tercatat mengalami masalah gizi.
Hal tersebut diketahui berdasarkan data hasil capaian pengukuran dan intervensi serentak Provinsi Sultra pada Juni 2024 terkait permasalahan stunting.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sultra Usnia mengatakan, pihaknya menargetkan 202.666 balita di Sultra untuk pengecekan dalam aplikasi elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM).
Dari total target tersebut, telah dilakukan pengukuran kepada 195.298 balita (96,36 persen). Hasil pengukuran tersebut, 74.617 balita atau 38,21 persen alami masalah gizi.
“Jumlah balita yang diintervensi baru sebanyak 779 sasaran atau 1,04 persen dari penderita masalah gizi,” ungkapnya di Kendari pada Senin (26/8/2024).
Usnia menyebut, timbulnya masalah gizi tidak sekadar kekurangan makanan dan masalah kesehatan, tetapi juga karena pola asuh. Selain itu, hal yang paling penting adalah kemiskinan dan kepemimpinan.
Untuk itu, pentingnya intervensi spesifik dalam mengatasi hal itu yakni pemantauan balita, pemberian ASI kaya protein hewani bagi balita, dan tata laksana balita dengan masalah gizi (berat badan kurang, gizi kurang, gizi buruk dan stunting).
Selain itu, pentingnya ada ASI eksklusif, peningkatan cakupan dan perluasan imunisasi, edukasi remaja, ibu hamil, dan keluarga termasuk pemicuan bebas Buang Air Besar Sembarangan (BABS).
Usnia juga menyebut, ada tiga faktor penyebab masalah gizi yakni pembangunan ekonomi, politik, sosial budaya. Kemiskinan ketahanan pangan dan gizi, pendidikan. Serta daya beli, akses pangan, akses informasi, dan akses pelayanan.
Sementara penyebab tidak langsung yang perlu diketahui yaitu ketersediaan dan pola konsumsi pangan. Pola asuh pemberian MP-ASI, pola asuh psikososial penyediaan MP-ASI, kebersihan dan sanitasi serta pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan.
“Sedangkan penyebab langsung yaitu konsumsi makanan dan status infeksi. Hal-hal ini perlu kita ketahui untuk mencegah dini masalah gizi bagi balita kita,” tutur Usnia. (—-)
Kontributor: Ismu Samadhani
Editor: Ilham Surahmin