SULTRATOP.COM, KENDARI – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan puncak musim hujan di Kendari akan terjadi pada bulan Juni.
Koordinator Bidang Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Kendari, Faisal Habibie, mengatakan, hujan yang terjadi pada akhir Februari dan Maret 2024 ini bukan merupakan puncak musim hujan.
Kata dia, berdasarkan observasi pada periode Februari- Maret memang terjadi kenaikan cukup siginifikan untuk intensitas hujan dari 100 milimeter (mm) hingga 170 mm dengan kategori cuaca ekstrem. Pada April—Mei cenderung menurun.
“Kami khawatir ini belum puncak sudah begini, kemungkinan bisa saja pada Juni sama dengan yang terjadi. Dan mungkin waktu curah hujan bisa lebih lama terjadi,” kata Faisal saat dihubungi tim Sultratop.com, Kamis (8/3/2024).
Kendati demikian, BMKG berharap puncak musim hujan nanti tidak mengalami kenaikan ketebalan curah hujan, sehingga dampak bencana hidrometeorologi bisa diminimalisir.
Ia juga meminta pemerintah dan stakeholder terkait serta masyarakat bisa lebih siap dalam menghadapi situasi pada puncak musim hujan nanti.
Sejumlah faktor penyebab kenaikan intensitas hujan beberapa waktu lalu di Kendari karena terjadi kenaikan suhu permukaan laut di perairan Sultra 2-4 derajat, kelembaban suhu atmosfer sangat dingin serta terjadi belokan angin yang memanjang dari Kolaka Utara hingga Kendari.
“Inilah yang menambah energi pembentukan awan-awan hujan semakin cepat dan banyak,” katanya.
Sebelumnya, Pemerintah Kota Kendari mengeluarkan peringatan mengenai status darurat tanggap bencana usai rapat koordinasi penanggulangan bencana banjir bersama forum komunikasi pimpinan daerah, Kamis (7/3/2024) di kantor Wali Kota Kendari.
Sebagai informasi, akibat hujan deras yang mengguyur Kota Kendari pada Rabu (6/3/2024) hingga dini hari, sejumlah titik terendam banjir. Banjir paling parah terjadi di Jalan Lasolo Kelurahan Sodoha dan Kelurahan Kampung Salo. (—–)
Penulis: Ilham Surahmin