SULTRATOP.COM, MUNA – Pesantren Al Birr di Desa Lapadindi, Kecamatan Tongkuno, Kabupaten Muna, diharapkan Bupati Muna Bachrun menjadi pusat pendidikan Islami yang mampu melahirkan generasi unggul. Harapan itu ia sampaikan saat mengenang ketulusan almarhum La JiLu yang telah mewakafkan tanahnya untuk pembangunan pesantren tersebut.
Bupati Bachrun menyampaikan, ketulusan seseorang selalu melahirkan keteguhan perjuangan untuk banyak orang meski diwarnai berbagai tantangan.
“Yayasan ini digagas oleh almarhum La JiLu, yang semasa hidupnya selalu memiliki ikhtiar ketulusan untuk pengembangan sumber daya manusia. Saya amat bangga atas perjuangan beliau dengan mewakafkan tanahnya untuk pesantren ini,” ujar Bupati yang dikenal humanis itu, saat berkunjung di pesantren itu, pada Sabtu, 16 Agustus 2025.
Ia berharap amanah almarhum bisa diteruskan oleh anak-anaknya maupun siapa saja yang memiliki niat tulus membangun SDM di Muna.
“Insyaallah kelak Yayasan ini akan menjadi bukti panjang dalam mewariskan nilai-nilai keislaman yang selaras dengan penguatan IPTEK,” tambahnya.
Ketua Yayasan Al Birr Muna, Jafriadin JiLu, menyampaikan apresiasinya atas kehadiran Bupati Muna. Ia berharap Pemda Muna dapat memberikan perhatian khusus terhadap pembangunan yayasan ini sebagai bagian dari ikhtiar bersama menyiapkan generasi yang paripurna secara perlahan.
Jafriadin menambahkan, Yayasan Al Birr menargetkan ke depan akan membuka pendidikan formal bernuansa Islami dengan penguatan IPTEK.
Tokoh pendidikan Muna Raya sekaligus pemilik Universitas Karya Persada Muna, Albert, juga memberikan apresiasi.
“Saya bangga atas ketulusan almarhum La JiLu dalam mendirikan yayasan. Semoga yayasan ini bisa menjadi mitra dalam penguatan pendidikan di masa depan,” ujarnya melalui pesan WhatsApp.
Kegiatan ini turut dihadiri Sekda Kabupaten Muna, sejumlah OPD, Kepala Desa Lapadindi, anggota DPRD Buton Tengah Hasyim, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, serta warga setempat.
Pesantren Al Birr sendiri mulai berdiri pada 2019. Dua tahun kemudian, tepatnya pada 2021, tercatat ada 14 santri yang belajar mengaji secara nonformal. Namun aktivitas itu kemudian vakum hingga beberapa tahun. Rencananya, pada 2026 mendatang kegiatan mengaji akan kembali dimulai meski saat ini belum ada santri yang menetap. (===)
Tulisan ini dikirim oleh warga (citizen journalism)