SULTRATOP.COM, KENDARI – Tempat beli kopi kini tak hanya di kafe saja. Saat ini banyak orang menawarkan kopi dengan lebih fleksibel atau mobile. Bukan lagi dalam kafe, melainkan dengan konsep street coffee atau kopi jalanan.
Konsep street coffee ini belakangan menjadi tren di Kota Kendari karena dirasa lebih terjangkau dari segi harga. Bahkan, bisa dengan mudah bergerak ke lokasi lain untuk berjualan.
Street coffee ini menggunakan motor hingga mobil yang bagian belakangnya dirombak untuk meletakkan alat kopi yang digunakan berjualan.
Salah satu yang melakoni street coffee ini adalah Yusuf. Ia menamai usahanya dengan Coffee Shop Tosora. Ia menggunakan motor tua merek Honda C70 yang dimodifikasi dengan keranjang dan rak kayu untuk menaruh barang dagangannya.
Ia pun sempat viral di Instagram berjualan kopi dengan menawarkan keindahan sunset yang menawan di wilayah pesisir Kendari Beach.
Yusuf mengatakan, kopi merupakan budaya orang Indonesia. Tosora sendiri hari ini masih mengunakan kopi tubruk sebagai hal yang tradisional.
“Tujuan kami melapak dekat asrama dayung Kendari Beach karena ingin mengembalikan kebiasaan anak muda dahulu ketika nongkrong di pirla (pinggir laut),” ujar Yusuf ditemui Rabu (18/9/2024) sore.
Ia membeberkan, untuk menambah suasana nongkrong ia menyajikan berbagai genre buku pilihan kepada pelanggan sambil menikmati suasana petang. Ia menjamin harga menu kopi miliknya bersahabat dengan kantong anak muda.
“Saya ini memang seorang penulis juga, setiap orang yang datang ke sini itu bisa menikmati suasana senja sambil membaca buku membuat literasinya semakin bertambah. Dan harga yang kami tawarkan kepada pelanggan mulai dari Rp10 ribu sampai Rp15 ribu begitu pun dengan makanan,” tambahnya.
Di sisi lain, Mobil VW Combi dikenal dengan kesannya yang vintage. Sehingga banyak yang tertarik untuk membawanya berjualan. Akhirnya dijadikan konsep street coffee.
Alam Sakti misalnya, pemilik Come Be Street Coffee yang berjualan di belakang kantor Balai Kota Kendari. Ia menggunakan mobil VW Combi keluaran tahun 1980 yang dimodifikasi untuk berjualan kopi.
“Jujur saya ini pencinta otomotif jadi hobi dan bisnis berjalan secara berdampingan, mobil ini sudah terbilang lama direstorasi hingga sebelas bulan lamanya. Kemudian merakit beberapa komponen untuk kebutuhan jualan kopi, singkat cerita mobil ini pun jadi dan siap berjualan,” kata Alam.
Dalam lanjutannya, ia menjelaskan harga kopi yang ditawarkan pihaknya bervariasi dan terbilang bisa menjangkau semua kalangan.
“Mulai dari angka Rp15 ribu hingga Rp20 ribu. Dengan harga tersebut bisa menjangkau lebih banyak kalangan untuk menikmati kopi dan menambah relasi pertemanan,” pungkasnya. (a/ST)
Penulis: M5
Editor: Jumriati