14 November 2024
Indeks

Rp37 Miliar Per Tahun untuk Tiket, Syarifuddin Udu Ingin Muna Miliki Kapal Cepat

  • Bagikan
Screenshot 20241103 133018 Video Player Rp37 Miliar Per Tahun untuk Tiket, Syarifuddin Udu Ingin Muna Miliki Kapal Cepat
Debat publik Pilkada Muna, sesi calon Wakil Bupati Muna.

SULTRATOP.COM, RAHA – Setiap tahun, masyarakat Muna harus merogoh kocek hingga Rp37 miliar hanya untuk membeli tiket transportasi laut. Menyikapi hal ini, calon Wakil Bupati Muna, Syarifuddin Udu, menegaskan bahwa Pemda Muna perlu memiliki kapal cepat sendiri yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Menurutnya, langkah ini tidak hanya akan mengurangi pengeluaran warga, tetapi juga membantu meningkatkan ekonomi daerah.

Pernyataan ini disampaikan Syarifuddin dalam debat publik Bupati dan Wakil Bupati Muna yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Muna pada Sabtu (2/11/2024). Menanggapi tantangan moderator Dian Cahyani tentang solusi untuk mengatasi keterbatasan konektivitas transportasi antarwilayah, Syarifuddin menjelaskan bahwa infrastruktur transportasi yang memadai dapat mempercepat perputaran ekonomi lokal.

Iklan Astra Honda Motor Sultratop

“Kenapa kita harus punya kapal sendiri? Karena tiap tahun masyarakat Muna menghabiskan Rp37 miliar hanya untuk beli tiket,” ujar Syarifuddin.

Lebih lanjut, Syarifuddin, yang pernah menjabat sebagai Pj Gubernur Jawa Barat, mengatakan bahwa jika kapal cepat dikelola oleh Perusahaan Daerah (Perusda), dana yang dikeluarkan masyarakat setiap tahun akan tetap berputar di Muna dan mendukung pertumbuhan ekonomi lokal.

Selain itu, Syarifuddin juga menyoroti tingginya kebutuhan masyarakat Muna terhadap bahan pangan, seperti telur ayam, yang saat ini dipasok dari Makassar. Ia mengungkapkan, setiap bulan masyarakat Muna menghabiskan dana sebesar Rp2,4 miliar hanya untuk membeli telur dari luar daerah. Karena itu, Syarifuddin mengusulkan agar produksi telur ayam dilakukan di Muna dengan mendirikan pabrik ayam petelur, yang dinilainya dapat meningkatkan stabilitas ekonomi daerah.

“Kita harus mampu memenuhi kebutuhan sendiri tanpa harus bergantung pada daerah luar. Jika perlu, kita bangun pabrik ayam petelur di Muna,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia juga menyoroti keberadaan Bandara Sugimanuru di Muna Barat yang kini sudah tidak beroperasi. Menurutnya, hal ini menunjukkan adanya keterbatasan ekonomi baik di tingkat daerah maupun masyarakat. Ia berpendapat bahwa Muna harus menghidupkan kembali bandara tersebut dan menjalin kerja sama dengan kabupaten lain agar konektivitas dan perputaran ekonomi semakin meningkat.

“Muna perlu menjadi daerah transit, bukan hanya sebagai daerah tujuan. Salah satu indikator daerah yang berkembang adalah fungsinya sebagai wilayah transit,” tambah Syarifuddin.

Jika terpilih, ia berjanji untuk mengaktifkan kembali Bandara Sugimanuru dan memastikan konektivitas antarwilayah berjalan lancar. Langkah ini diyakininya akan memperkuat perekonomian lokal serta membuka peluang bagi Muna untuk berkembang lebih pesat. (B/ST)

 

Kontributor: Nasrudin

  • Bagikan