SULTRATOP.COM, BUTON – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra), memprioritaskan kebersihan dan penataan kota sebagai program utama dalam 100 hari pertama masa kerja. Hal ini disampaikan Bupati Buton, Alvin Akawijaya Putra, saat ditemui di Kota Kendari, Selasa (8/4/2025), dalam rangka memenuhi agenda pemerintahan.
Alvin mengungkapkan keprihatinannya setelah berkeliling wilayah Buton dan melihat langsung kondisi ibu kota kabupaten yang dinilainya memprihatinkan dari segi kebersihan.
“Masih sangat terlantar sekali saya melihat, alang-alang tumbuh di mana-mana, bahkan Monumen Aspal kebanggaan kita yang terletak di Kilometer Nol itu sudah parah sekali,” ujarnya.
Menurut Alvin, fokus utama di 100 hari pertamanya adalah mempercantik ibu kota. Ia menyebutkan rencana membasmi semua alang-alang dan memperbaiki trotoar yang rusak, meskipun saat ini anggaran belum direalokasikan secara khusus untuk program tersebut.
“Jujur, saya ingin sekali di 100 hari perdana mempercantik ibu kota saja. Pertama, membasmi semua alang-alang, memperbaiki trotoar-trotoar rusak. Kami juga kan belum merelokasikan anggaran, maka dari itu kita bersihkan kota ini,” ungkapnya.
Alvin menegaskan bahwa keindahan kota merupakan kebanggaan bersama. Menurutnya, pelayanan dasar seperti kebersihan harus menjadi prioritas utama agar wajah daerah memancarkan aura positif.
“Problematika ibu kota kita itu, terlantar banyak alang-alang dan sampah,” ucapnya singkat.
Ia juga menyoroti persoalan pengendalian sampah yang belum optimal. Saat ini, hanya satu unit mobil dump truck yang beroperasi, sehingga penanganan sampah belum maksimal. Selain itu, keberadaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bolowa juga dinilai belum berfungsi sebagaimana mestinya.
“Kalau kita melihat masalah utama dari TPA Bolowa itu pertama, kantor UPTD-nya kosong tidak ada aktivitas orang, atau memang jarang orang begitu. Kedua, alat berat ekskavator ini yang hanya mendorong sampah,” jelas Alvin.
Padahal, lanjutnya, pengelolaan sampah seharusnya bisa diarahkan untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.
“Namun kita harus melihat keadaan efisiensi ini, apakah bisa memperbanyak pengolahan sampah menjadi minyak atau bagaimana, nanti kita lihat seperti apa,” pungkasnya. (B/ST)
Laporan: Bambang Sutrisno