23 November 2024
Indeks

Pengakuan Keluarga Siswi SMKN 1 Muna Terkait Penemuan Rangka Manusia di Bukit Desa Ghonebhalano

  • Bagikan
Pengakuan Keluarga Siswi SMKN 1 Muna Terkait Penemuan Rangka Manusia di Bukit Desa Ghonebhalano
Paman RM, La Fatah dan Istri, Rasni Sirua.(Ismu/Sultratop.com)

SULTRATOP.COM, MUNA – Kerangka manusia ditemukan oleh seorang warga, Ruslin saat hendak mencari obat herbal di bukit Desa Ghonebhalano dekat dengan Desa Lagasa, Kecamatan Duruka, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra) pada Sabtu (13/4/2024).

Kasat Reskrim Polres Muna, AKP Arsangka mengatakan bahwa laporan penemuan rangka manusia oleh warga tersebut dikaitkan dengan laporan kehilangan seorang anak perempuan, RM pada Januari 2024. Setelah dilakukan olah TKP, ditemukan barang-barang yang identik dengan milik RM saat dilaporkan hilang ke Polres Muna seperti baju pramuka, rok, HP, jilbab, sepatu dan pakaian dalam, serta pulpen yang diduga kuat sering digunakan oleh RM.

Iklan Astra Honda Motor Sultratop

Berdasarkan hasil olah TKP, dugaan sementara yang dikeluarkan Polres Muna bahwa hasil penemuan rangka manusia beserta barang-barang lainnya tersebut diduga kuat adalah milik RM. Ia diduga melakukan aksi gantung diri karena ditemukan seutas tali yang diikatkan di sebuah pohon dekat potongan-potongan tulang dan rambut.

Kendati demikian, pihak Polres Muna belum bisa mengambil kesimpulan dan masih melakukan penyelidikan akan hal itu. Sebelumnya, RM dikabarkan tinggal di rumah pamannya di Kelurahan Watonea, Kecamatan Katobu, Kabupaten Muna dan bersekolah di SMKN 1 Muna.

Istri dari Paman RM, Rasni Sirua mengatakan, ia melaporkan kehilangan RM di Polres MUNA pada 18 Januari 2024 karena sudah tidak pulang ke rumah selama 4 hari. Kata dia, saat RM tidak pulang ke rumah tidak langsung dilaporkan ke polisi karena berpikiran jika melapor ke Polisi, RM akan bertambah takut untuk pulang ke rumahnya.

“Biar di sekolah waktu itu saya belum lapor juga. Hanya tanya teman-temannya, telepon keluarga, telepon orang tuanya di kampung (Buteng). Tidak ada pikiranku mau begini-begini,” ungkapnya saat ditemui di lokasi penemuan rangka manusia, Desa Ghonebhalano.

RM juga sudah tidak bisa dihubungi via WhatsApp atau telepon seluler sejak hilang pada 13 Januari itu. Dari teman-teman korban, Rasni memperoleh informasi bahwa RM memiliki hubungan dekat dengan H, yang juga satu sekolah dengan RM tapi berbeda jurusan. Kata Rasni, hari disaat RM dinyatakan hilang, teman-temannya mengatakan bahwa H juga tidak masuk sekolah.

“Saya tanya temannya, yang mana orangnya. Sampai dia kirimkan saya foto-foto mereka baku rangkul begitu di sekolah. Sama-sama kelas 1 juga cuma beda jurusan. Saya sudah WA juga, sudah telepon tanya dia kapan terakhir ketemu. Hari jumat kah waktu yang dia sampaikan itu? yang jelasnya sebelum kejadian itu,” ujarnya.

“Saya dengar lagi ada temannya di dekat tempat tinggalnya H itu saya pergi tanya lagi orang tuanya. Siapa tahu mereka pernah lihat toh. Mana katanya fotonya. Oh yang inikah, pernah katanya dia datang di sini katanya dijemput sama anak-anak di situ katanya. Saya kan kalau dia izin begitu mungkin dia pergi di rumahnya bibinya, kan di dekat situ juga rumahnya bibinya, jadi tidak ada curigaku karena itu anak tenang, tidak ada bilang anu, hanya HP. HP itu tidak lepas di tangan,” tutur Rasni.

RM tinggal di rumah pamannya sejak Ramadan 2023. Saat itu RM bersama kakaknya berkunjung ke rumah pamannya seperti yang biasa dilakukannya tiap ramadan. Sejak saat itu, ia tidak ingin kembali ke rumah orang tuanya dan ingin menetap di rumah pamannya untuk bersekolah.

Ia kemudian diberi pilihan oleh Rasni untuk memilih sekolah yang ingin dimasukinya di Kota Raha itu. Sebelumnya RM menganggur 1 tahun pasca lulus SMP di Buton Tengah yang menurut pamannya karena faktor ekonomi.

Menurut pamannya, La Fatah, RM adalah sosok yang rajin di rumah. Saat pulang sekolah, RM langsung melihat isi dapur yang belum dimasak meskipun belum membuka seragamnya. Kata La Fatah, RM tinggal di rumahnya untuk disekolahkan.

“Kita sudah rencanakan juga mau kasih kuliah biar di UT itu anak. Biar bisa jadi guru atau apa toh,” ungkapnya.

Kata La Fatah, sebelum kerangka tersebut ditemukan, ia memiliki firasat bahwa RM pergi bersama seseorang. “karena sekarang ini banyak perdagangan orang. Beritanya ada dimana-mana,” katanya.

Saat pihak keluarga meminta untuk dilihatkan oleh paranormal, dikatakan bahwa RM sudah tidak lagi di Raha, tetapi sudah menyeberang ke Kendari tepatnya di kampus baru. Dugaan kedua dari pamannya, bahwa RM sudah jalan bersama laki-laki karena sudah mengenal pacaran.

Namun, kata La Fatah jika kemungkinan kedua terjadi maka pasti ada orang tua yang datang mencari keluarga perempuan. La Fatah dan Risna juga sempat memeriksa di bawah bantal apakah ada uang yang tersimpan (tanda kawin lari), tapi tidak ditemukan apa-apa. (===)

Kontributor: Ismu Samadhani

IKUTI BERITA DAN ARTIKEL KAMI


  • Bagikan