SULTRATOP.COM, KENDARI – Kasus pem-bully-an secara brutal terjadi di SMPN 4 Kendari, melibatkan seorang siswa berinisial RP (12) yang mengaku mengalami kekerasan dari teman-teman sekelasnya. Insiden ini memicu perhatian setelah orang tua korban melaporkannya ke polisi, berharap masalah tersebut segera mendapat penanganan.
Informasi yang dihimpun media ini menyebutkan bahwa RP diduga dikeroyok oleh beberapa siswa, menyebabkan luka lecet di sekujur tubuhnya dan trauma yang mendalam. NI, ibu korban, menyatakan bahwa aksi kekerasan tersebut berlangsung hampir setiap hari. Bahkan, ia mengungkapkan bahwa sudah beberapa kali melaporkan perundungan yang dialami anaknya kepada pihak sekolah, namun belum mendapat tanggapan yang memadai.
“Anakku sudah melapor kepada ibu guru, tapi tidak ditindaklanjuti. Gurunya hanya bilang itu sekadar main-main,” ujar NI, Kamis, 21 November 2024.
NI menambahkan bahwa anaknya sering mendapat ancaman dari pelaku, yang mengatakan bahwa RP akan di-bully atau dipukul lagi jika melapor. Lebih parah lagi, NI mengungkapkan bahwa para pelaku bahkan sampai menganiaya bagian sensitif tubuh anaknya.
“Kemaluannya anakku digesek-gesek pakai kaki mereka,” ungkap NI dengan suara bergetar.
Sebagai orang tua, NI berharap pihak sekolah memberikan sanksi tegas kepada para pelaku agar kejadian serupa tidak terulang. “Saya juga sudah melapor ke polisi. Semoga kasus ini cepat diproses, sehingga ada keadilan untuk anakku,” harapnya.
Kepala Sekolah Baru Tahu
Kepala SMPN 4 Kendari, Madina mengaku baru mengetahui kasus tersebut setelah mendapat laporan dari beberapa guru yang menyebutkan bahwa orang tua korban telah melaporkan kejadian ini ke polisi. Ia mengatakan bahwa pihak sekolah langsung berusaha mengambil langkah dengan memanggil orang tua kedua belah pihak untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
“Saya baru tahu setelah ditelepon oleh guru-guru. Kami langsung melakukan langkah dengan memanggil orang tua kedua belah pihak agar masalah ini bisa diselesaikan,” ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya.
Namun, Madina membantah adanya pengeroyokan. Menurutnya, kejadian tersebut lebih merupakan candaan antar siswa. “Kejadiannya tidak seperti yang diberitakan. Anak-anak ini aktif, mereka sering bercanda dengan saling cubit. Itu bukan penganiayaan,” katanya.
Meski demikian, Madina menyayangkan langkah orang tua korban yang langsung melapor ke polisi tanpa berusaha menyelesaikan masalah ini terlebih dahulu melalui pihak sekolah.
“Saya sangat menyayangkan hal ini. Seharusnya kasus ini disampaikan dulu ke pihak sekolah agar kami bisa tahu dan menyelesaikan masalahnya. Namun saya memahami, mungkin orang tua korban dalam keadaan emosi,” ungkapnya. (A/ST)
Penulis: Bambang Sutrisno