SULTRATOP.COM, MUNA BARAT – Seorang oknum pegawai negeri sipil (PNS) guru mata pelajaran Agama Islam di SD Negeri 7 Tiworo Tengah, Kabupaten Muna Barat (Mubar), Sulawesi Tenggara, malas masuk mengajar.
Dalam sebulan, guru bernama Ruslan ini tercatat hanya hadir di sekolah sekitar tiga hingga empat kali, sementara jam pelajarannya kerap digantikan oleh guru honorer.
Kabar soal tidak disiplinnya Ruslan pertama kali mencuat dari laporan warga sekitar, khususnya orang tua murid. Saat awak redaksi Sultratop.com berkunjung ke SD Negeri 7 Tiworo Tengah yang terletak di Desa Lakabu pada Kamis (31/7/2025), informasi itu dibenarkan langsung oleh Kepala Sekolah, Abdullah.
“Kalau dihitung-hitung, dalam satu bulan paling tiga sampai empat kali dia masuk mengajar,” kata Abdullah.
Ia mencontohkan, Ruslan sempat terlihat saat kegiatan Fun Run dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) ke-11 Kabupaten Mubar pada hari Minggu, 20 Juli 2025. Namun, setelah itu, yang bersangkutan kembali ke Kendari dengan alasan istrinya akan melahirkan.
“Yang pasti, dalam satu bulan paling banyak empat kali masuk mengajar,” tambahnya.
Ruslan diketahui mengajar mata pelajaran agama Islam untuk siswa kelas I, II, dan III. Namun karena sering tidak masuk, jam pelajarannya terpaksa diisi oleh guru honorer (GTT) di sekolah tersebut.
“Setiap pak Ruslan tidak hadir, maka jam pelajarannya diganti oleh guru honorer. Begitu terus dari dulu,” ucap Abdullah.
Menurut Abdullah, alasan ketidakhadiran Ruslan kerap berganti-ganti. Mulai dari istri melahirkan, mengikuti pelatihan Pendidikan Profesi Guru (PPG), hingga keluarga yang sakit.
“Kami sudah pernah mengeluh ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Mubar, minta agar beliau dipindahkan. Itu kalau tidak salah tahun 2023. Bahkan waktu itu sudah dibuatkan surat pernyataan, tapi belum ada tindakan tegas,” ungkapnya.
Abdullah mengaku sudah tiga kali secara resmi melapor ke Dinas Pendidikan Mubar, terakhir pada tahun 2024. Namun hingga kini, belum ada langkah nyata yang diambil terhadap oknum guru tersebut.
“Sudah tiga kali, bahkan berkali-kali kami laporkan. Surat pernyataan sudah dibuat, kami sudah senang. Tapi selang tiga minggu, dia kembali malas masuk,” katanya kecewa.
Abdullah menyebut, jika tidak ada tindak lanjut dari dinas, ia berencana membawa persoalan ini langsung ke Bupati Muna Barat, La Ode Darwin.
“Kalau guru honorer yang di sini, justru dia yang paling rajin. Kami berharap dia bisa menggantikan jam pelajaran yang ditinggalkan oleh pak Ruslan,” pungkasnya.
Hingga berita ini diterbitkan, Redaksi Sultratop.com masih terus berupaya mengkonfirmasi Ruslan terkait ketidakhadiran dan kedisiplinannya sebagai guru agama di SDN 7 Tiworo Tengah. (A/ST)
Laporan: Adin