SULTRATOP.COM, KENDARI – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan syariah antara lain melalui lingkungan pondok pesantren di daerah yang diharapkan bisa meningkatkan pemberdayaan ekonomi syariah dan kesejahteraan masyarakat.
Demikian disampaikan Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi saat membuka Program Santri Cakap Literasi Keuangan Syariah (SAKINAH) dan Ekosistem Pondok Pesantren Inklusif Keuangan Syariah (EPIKS) di Pesantren Al-Ikhlas Lambuya, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, Kamis (14/12/2023).
Hadir dalam kegiatan itu Ketua Yayasan Pondok Pesantren Al-Ikhlas Lambuya sekaligus Imam Besar Masjid Istiqlal Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar.
Friderica dalam kesempatan tersebut berharap dengan kegiatan ini para santri lebih memahami produk dan layanan keuangan syariah, dan bisa menggunakannya dengan bijak untuk bisa mengelola keuangan pribadi lebih baik.
“Kita mengajak adik-adik ini untuk memanfaatkan inklusi keuangan syariah. Pertama dibukakan Simpel, Simpanan Pelajar Syariah, kemudian ada Tabungan Haji Muda, ini supaya mengajak mereka untuk menggunakan produk jasa keuangan syariah, dan ini insyaallah membekas ke ingatan mereka, supaya mereka ke depan menjadi anak-anak muda yang cerdas keuangan bisa menyiapkan masa depan dengan baik,” kata Friderica.
Sementara itu Prof. Nasaruddin Umar mengapresiasi OJK yang telah secara proaktif hadir langsung ke pondok pesantren yang memiliki potensi dalam pengembangan ekonomi syariah, mengingat ada lebih dari 20 juta santri dari sekitar 40 ribu pondok pesantren di seluruh Indonesia.
“Program SAKINAH ini sangat bagus ya, karena kita ajarkan anak-anak kita ini mengenal OJK dan juga ekonomi syariah yang aktual bukan hanya teoritis. Ini yang sangat penting. Kehadiran OJK ke pondok pesantren suatu langkah proaktif, bukan hanya memberikan instruksi dari atas tapi ini langsung ke pondok pesantren. Sangat efisien dan efektif, sekali datang tapi ini kekuatan simbolik ya,” kata Nasaruddin.
Kolaborasi kegiatan SAKINAH – EPIKS ini merupakan yang pertama kali diselenggarakan dengan melibatkan pondok pesantren, Bursa Efek Indonesia, Bank Syariah Indonesia dan Bank Muamalat.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi Aman Santosa, Kepala Kantor OJK Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat Darwisman, Kepala OJK Provinsi Sulawesi Tenggara Arjaya Dwi Raya, Pimpinan Pondok Pesantren dan Industri Jasa Keuangan.
Kegiatan literasi keuangan SAKINAH – EPIKS di Pondok Pesantren Al-Ikhlas Lambuya Konawe dihadiri sekitar 260 orang yang terdiri dari santri, guru/asatidz, pengurus/pimpinan pondok pesantren, ibu-ibu, dan para pelaku UMKM di sekitar.
Kegiatan ini diharapkan akan menciptakan Duta Literasi Keuangan Syariah melalui program Training of Trainers edukasi kepada para guru/asatidz yang diharapkan dapat menjadi agen edukasi untuk membantu peningkatan literasi keuangan syariah masyarakat sekitar pondok pesantren.
Dalam kegiatan SAKINAH – EPIKS ini juga diberikan simbolisasi program inklusi keuangan syariah melalui pengukuhan Agen Laku Pandai di Pondok Pesantren, penyerahan Produk SimPel iB kepada 100 santri, penyerahan produk Kartu Santri, penyaluran Pembiayaan KUR Syariah kepada UMKM di wilayah Pondok Pesantren, penyerahan produk Tabungan Haji Muda kepada 90 santri, serta pencanangan pendirian Galeri Investasi Edukasi Pasar Modal Syariah. (—–)