SULTRATOP.COM, KENDARI – Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Tenggara (Sultra) Arjaya Dwi Raya menyatakan bahwa kemampuan debitur di wilayah Sultra terbilang sangat aman.
Pasalnya, Non Performing Loan (NPL) perbankan di Sultra saat ini baik konvensional maupun syariah sangat kecil. Total NPL perbankan baik BPR maupun umum pada Mei 2024 sebesar 1,81 persen dari rasio NPL yang diperbolehkan oleh OJK tidak lebih dari 5 persen. Sementara untuk perbankan syariah Non Performing Financing (NPF)-nya 1,60 persen.
Kata Arjaya, hal itu bisa menggambarkan kemampuan masyarakat Sultra untuk membayar kembali angsuran yang diperoleh dari pagu KUR lancar.
“Debitur itu kan bisa kita lihat dari patokannya, yaitu NPL. Kalau masyarakatnya tidak lancar untuk membayar angsuran, dan ekonomi di Sultra itu jelek, NPL-nya tinggi. Ini kan rendah, jadi kondisi debitur di Sultra aman dan sangat bagus,” ungkap Arjaya saat ditemui di ruangannya beberapa waktu lalu.
Ia menyebut, meskipun tren kredit dan sektor-sektornya baik rumah tangga, pertambangan, pertanian, perkebunan dan lainnya meningkat, nilai NPL di Sultra tidak ikut bertambah.
Hal tersebut tidak lepas dari upaya OJK mengeluarkan program restrukturisasi pada masa Covid-19 untuk membantu masyarakat agar bisa mengatur jadwal pembayaran kembali. Sehingga NPL maupun coming loan perbankan dan di sektor pembiayaan bisa terus lancar.
Namun, peraturan itu telah dicabut pada Maret 2023 karena kemampuan masyarakat dinilai sudah bagus. OJK Sultra juga menilai prospek debitur di Sultra dalam jangka pendek dan menengah masih sangat bagus karena diiringi stabilitas keuangan yang bagus.
OJK Sultra juga rutin memberikan edukasi khusus kepada nasabah terkait pengelolaan keuangan, khususnya pada ibu-ibu untuk mengelola keuangan yang diperoleh dari gaji suami.
“Pinjam kredit tidak boleh lebih dari berapa persen, itu selalu kita edukasi,” tambahnya.
OJK Sultra juga rutin berkoordinasi dengan perbankan agar kredit bisa menjangkau masyarakat yang benar-benar membutuhkan, serta membina agar kredit tidak macet. Arjaya berharap, perbankan yang ada di Sultra bisa meningkatkan modalnya, sehingga bisa meningkatkan kontribusi ke masyarakat.
Arjaya menyebut, masing-masing bank sudah memiliki SOP sendiri untuk menjaga protofolio kreditnya, sehingga saat OJK melakukan pemeriksaan tinggal melihat apakah SOP itu telah dijalankan atau tidak. (—)
Kontributor: Ismu Samadhani