16 September 2024
Indeks

Kakanwil Kemenag Sultra Sebut Moderasi Beragama Jadi Indikator Kerukunan Bangsa

  • Bagikan
Kakanwil Kemenag Sultra Sebut Moderasi Beragama Jadi Indikator Kerukunan Bangsa
Pembukaan orientasi pelopor moderasi beragama ke masyarakat di salah satu hotel di Kendari pada Rabu (31/7/2024). (Istimewa)

SULTRATOP.COM, KENDARI – Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Sulawesi Tenggara (Sultra) Muhammad Saleh menyatakan, moderasi beragama merupakan salah satu indikator kerukunan dan pembangunan keumatan.

Hal tersebut disampaikannya saat membuka kegiatan orientasi pelopor moderasi beragama ke masyarakat yang berlangsung di salah satu hotel di Kendari pada Rabu (31/7/2024). Akan hal tersebut, ia menyebut kerukunan perlu dirawat melalui kehidupan keberagamaan yang moderat.

Iklan Astra Honda Motor Sultratop

“Melalui kegiatan moderasi beragama, bapak ibu yang berada di kabupaten/kota diharapkan dapat merawat kerukunan dengan baik sehingga Sultra selalu dalam kondisi aman dan penuh kedamaian,” tuturnya.

Dalam penerapan moderasi beragama dalam kehidupan, Muhamad Saleh mengutip sebuah quote dari tokoh nasional Almarhum Gus Dur, “yang sama jangan dibedakan, yang beda jangan disamakan,”.

Menurut mantan Kabid Madrasah Kemenag Sultra itu, qoute Gus Dur yang dimaksud dapat dimaknai jika perbedaan itu adalah sesuatu yang lumrah dan anugerah Tuhan. Demikian juga dalam kehidupan beragama.

Karenanya, toleransi dan moderasi beragama mampu membuat apa yang berbeda dapat hidup berdampingan dan harmonis.

Saleh juga menyebut, masyarakat Indonesia hidup di tengah keberagaman baik agama, suku, adat istiadat, budaya dan sebagainya. Karena keragaman itu, memungkinkan bagi sejumlah pihak untuk memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Sehingga penguatan moderasi beragama di masyarakat sangatlah penting.

Untuk itu, melalui kegiatan orientasi pelopor moderasi beragama ke masyarakat diharapkan bisa melahirkan pelopor moderasi beragama yang andal. Pasalnya harus disadari bahwa bangsa Indonesia memiliki latar belakang yang berbeda-beda namun disatukan dalam payung bhineka tunggal ika.

Saleh juga berharap itu mampu melahirkan agen moderasi yang dapat menjadi penengah dan pencerah ketika ada konflik kekerasan, agar tidak digiring kepada isu yang menimbulkan perpecahan umat beragama.

“Jadilah agen moderasi beragama yang menebarkan kedamaian, mampu menjaga toleransi. Bersama menjaga agar tidak ada isu-isu yang memunculkan gejolak dan merusak kerukunan umat yang sudah ada,” pesan Saleh.

Sebagai informasi, penguatan moderasi beragama menjadi tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat untuk memelihara kehidupan kerukunan di masyarakat berlandaskan Peraturan Presiden (Perpres) nomor 58 tahun 2023.

Orientasi pelopor moderasi beragama ke masyarakat digelar oleh Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag Sultra melalui tim kerja Kerukunan Umat Beragama (KUB). Kegiatan tersebut dibagi menjadi dua angkatan dengan jumlah 60 orang peserta dari berbagai instansi pemerintah maupun lembaga/organisasi lainnya. (—)

Kontributor: Ismu Samadhani

IKUTI BERITA DAN ARTIKEL KAMI

  • Bagikan