23 November 2024
Indeks

Ini Solusi Masalah Lingkungan dan Pertambangan dari 4 Paslon Gubernur Sultra

  • Bagikan
Paslon Gubernur Sultra Ini Solusi Masalah Lingkungan dan Pertambangan dari 4 Paslon Gubernur Sultra
Empat Pasangan calon Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) yang akan bertarung di Pilkada 27 November 2024.

SULTRATOP.COM, KENDARI – Empat pasangan calon (Paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) kembali beradu gagasan dalam debat terakhir sebelum perhelatan pilkada yang digelar di salah satu hotel di Kendari pada Sabtu malam (23/11/2024) dengan tema sumber daya alam (SDA), lingkungan, dan hukum bermartabat.

Dalam menghadapi isu lingkungan dan pertambangan yang semakin kritis, empat paslon Gubernur Sultra mengajukan solusi konkret untuk mengatasi masalah tersebut.

Iklan Astra Honda Motor Sultratop

Para paslon sepakat bahwa sektor pertambangan harus dikelola dengan prinsip keberlanjutan untuk menjaga kelestarian alam dan kesejahteraan masyarakat.

Paslon nomor urut 1 Ruksamin-Sjafei menyatakan kebijakan pertambangan tidak mungkin dihentikan karena merupakan bagian dari asta cita yang harus dikelola sebaik-baiknya dalam rangka meningkatkan perekonomian Sultra.

“Langkah yang harus diambil sebagai Gubernur Sultra nanti, saya harus paham sebagai perwakilan pemerintah pusat yang ada di daerah. Kita harus lakukan pengawasan. Pengawasan itulah yang akan kita koordinasikan berdasarkan aturan perundang-undangan yang berlaku dan kewenangan yang dimaksud,” ujar Ruksamin.

Jika terpilih, mereka juga akan melakukan koordinasi dengan penegak hukum yang ada di daerah, khususnya Sultra agar pengawasan yang melekat pada mereka bisa berjalan dengan baik.

Mereka juga akan menetapkan daerah tertentu yang memiliki kawasan yang tidak diperbolehkan untuk pertambangan demi kelangsungan hidup masyarakat Sultra.

Paslon nomor urut 2 Andi Sumangerukka (ASR)-Hugua menilai edukasi adalah hal terpenting untuk menjaga lingkungan dan menghadapi perubahan iklim. Pasalnya, tanpa edukasi, masyarakat sendiri berpotensi untuk merusak lingkungannya.

Pasangan itu juga akan memastikan penegakan hukum yang mengatur prinsip adil, transparan, dan menghargai hak asasi manusia dalam masalah pertambangan.

Merela menilai, penerapan digitalisasi menjadi salah satu langkah yang bisa diambil sebagai penegakan hukum korupsi pertambangan di Sultra. Serta pendampingan kepada masyarakat terdampak seperti bantuan hukum sehingga bisa memberikan keadilan yang seadil-adilnya.

Berikutnya paslon 3 nomor urut 3 Lukman-La Ode Ida menyebut Sultra memiliki 3 unsur potensi SDA yang bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi masyarakat yaitu sektor pertanian, perkebunan dan peternakan, sektor kelautan dan perikanan, serta pertambangan.

Kata Lukman, dalam sektor pertambangan, secara nasional Sultra memiliki nikel terbesar yang meliputi 6 kabupaten. Konawe Utara (Konut) menjadi daerah dengan sektor pertambangan nikel terbesar disusul Bombana, Konsel, Kolut, Kolaka, dan Konawe.

“Penertiban IUP bukan lagi kewenangan kabupaten, tapi diserahkan Dirjen Minerba melalui Kementerian ESDM. Untuk itu, regulasi untuk IUP ini, kita kembalikan kepada kabupaten supaya dimanfaatkan demi kesejahteraan masyarakat,” tuturnya.

Paslon nomor urut 4 Tina-Ikhsan menyebut upaya pelestarian lingkungan memberi manfaat langsung pada masyarakat saat ini dan generasi yang akan datang.

Kata Tina Nur Alam, Sultra menjadi salah satu daerah dengan penghasilan nikel terbesar di Indonesia dengan luas wilayah tambang mencapai lebih dari 198 ribu hektare (Ha). Dan terdapat sekitar 172 IUP nikel yang berada di Sultra.

“Potensi ini juga menyebabkan berbagai persoalan. Salah satunya keberadaan tambang ilegal. Di beberapa kasus, aktivitas penambangan nikel juga banyak menyebabkan kerusakan lingkungan seperti pencemaran air dan banjir,” ungkapnya.

Untuk itu, jika pasangan ini terpilih, mereka akan melakukan pemantauan dan pendataan izin tambang untuk memastikan tidak ada tambang-tambang ilegal beroperasi di Sultra.

Keempat paslon tersebut sepakat bahwa pentingnya pengelolaan tambang yang berkelanjutan bukan hanya untuk mengurangi dampak lingkungan, tetapi juga untuk menjaga kesejahteraan masyarakat Sultra.

Mereka menegaskan bahwa masa depan Sultra harus mencerminkan keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan hidup. (A/ST)

Kontributor: Ismu Samadhani

IKUTI BERITA DAN ARTIKEL KAMI


  • Bagikan