SULTRATOP.COM, KENDARI – Gerbang megah kawasan wisata Kendari-Toronipa yang dibangun dengan anggaran Rp32,8 miliar, menjadi sasaran pencurian. Aksi nekat ini melibatkan tujuh pria yang berhasil diringkus oleh Kepolisian Resor Kota (Polresta) Kendari.
Sabtu malam, 14 September 2024, suasana di beberapa titik Kota Kendari berubah ketika polisi melakukan operasi penangkapan di berbagai lokasi. Tujuh pria, masing-masing SA (23), AL (28), IK (20), MS (30), AS (31), FR (23), dan JP (31), ditangkap atas dugaan pencurian fasilitas di gerbang wisata yang baru saja rampung dibangun.
Kasat Reskrim Polresta Kendari, AKP Nirwan Fakaubun, mengungkapkan kronologi pencurian yang terjadi. Para pelaku, yang memiliki peran berbeda-beda, bekerja secara terorganisir.
“Ada yang bertugas memantau situasi, ada yang memanjat untuk mengambil lampu penerangan, memotong kabel listrik, hingga menjual hasil curian ke masyarakat sekitar,” jelas Nirwan dalam konferensi pers di Mako Polresta Kendari, Selasa (17/9/2024).
Mereka tak hanya mencuri lampu penerangan dan kabel listrik beserta panelnya, tetapi juga merusak beberapa fasilitas penting yang ada di gerbang tersebut. Barang bukti berupa tiga lampu dan beberapa pipa hasil curian, serta kendaraan roda dua yang digunakan untuk melancarkan aksi, kini diamankan di Polresta Kendari.
Namun, apa yang mendorong mereka melakukan aksi nekat ini? Dalam penyelidikan lebih lanjut, Kapolsek Kendari, Andriyas Saroi, mengungkapkan motif yang mengejutkan.
Para pelaku menjual hasil curian dengan harga murah, berkisar antara Rp100 ribu hingga Rp150 ribu, untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, membeli narkoba, dan berjudi secara online.
“Mereka menjual barang-barang itu kepada nelayan dan warga sekitar, bahkan sebagian hasil penjualan digunakan untuk judi online,” ungkap Andriyas.
Aksi pencurian ini bukan hanya merusak fasilitas bernilai miliaran rupiah, tetapi juga menimbulkan kerugian finansial bagi pemerintah. Berdasarkan laporan yang masuk ke Polsek Kendari, kerugian ditaksir mencapai Rp120 juta.
Saat ini, polisi masih terus mendalami kasus ini untuk mengungkap kemungkinan adanya pelaku lain yang terlibat dalam jaringan pencurian tersebut. Ketujuh pelaku telah ditahan dan dijerat dengan Pasal 363 KUHP tentang pencurian dengan pemberatan serta Pasal 406 KUHP terkait pengrusakan barang.
Kasus ini menjadi sorotan publik, mengingat fasilitas yang dicuri adalah bagian dari proyek besar yang dirancang untuk meningkatkan potensi wisata. Gerbang yang megah tersebut diharapkan menjadi salah satu daya tarik utama menuju kawasan wisata Toronipa, namun justru menjadi target aksi kriminal.
Selain itu, gerbang itu sendiri juga menyimpan persolan tersendiri dan viral di media sosial. Sebab anggaran sebesar Rp32,8 miliar dinilai terlalu fantastis untuk membangun empat gerbang/ornamen wisata di satu jembatan.
Amatan Sultratop.com, bangunan seharga puluhan miliar rupiah itu tampak rapuh dan karatan, padahal belum sampai setahun proyeknya selesai dikerjakan, tepatnya diresmikan Februari 2024 lalu. Tampak cat pada dinding retak-retak, ada juga lubang tidak tertambal rapi.
Material yang disebut glass reinforced concrete (GRC) tampak terpasang yang turut ditopang oleh besi hollow (besi baja yang berbentuk kotak atau persegi panjang dengan rongga di dalamnya). Besi hollow di gerbang itu tampak sudah mulai karatan.
GRC ini adalah beton bertulang kaca yang merupakan bahan konstruksi untuk beton pracetak arsitektur dan panel fasad bangunan eksterior. Bahan bangunan ini terbuat dari campuran semen, pasir, air, serat kaca tahan alkali, dan campuran lainnya.
Kini proyek mercusuar yang awalnya digaungkan sebagai ikon “London Bridge” itu mulai diserbu pencuri. Strukturnya yang terdiri dari besi dan GRC dengan bagian dalamnya yang kopong sangat rawan dipreteli, apalagi tanpa penjagaan. (b/ST)
Kontributor: Ismu Samadhani