SULTRATOP.COM, KENDARI – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Sulawesi Tenggara (Sultra) kembali menggelar Forum Ekonomi Sulawesi Tenggara (Forkestra) tahun 2024 di salah satu hotel di Kendari pada Kamis (26/9/2024).
Kepala KPw BI Sultra Doni Septadijaya mengatakan, kegiatan serupa pada 2023 fokus dengan ekonomi hijau, sedangkan tahun ini fokus pada anglomerasi dan hilirisasi.
Menurutnya, selama ini yang terjadi di Sultra hanya berfokus pada hilirisasi saja. Namun, hilirisasi yang bisa berkembang menjadi suatu kawasan ekonomi yang terintegratif belum dilakukan.
“Kenapa anglomerasinya kita ajukan?, karena anglomerasi ini kewenangan pemerintah daerah yang mengatur terkait tata ruangnya. Sementara kawasan industri itu, hampir semua kewenangannya ada di pemerintah pusat, kita nggak bisa ngapa-ngapain,” ungkap Doni.
Kata dia, jika melihat kondisi real yang terjadi, kawasan tersebut tidak terintegratif dengan kawasan industrinya. Belum ditata dengan baik terkait peruntukan dunia usahanya dan pemukimannya seperti apa.
Dengan kewenangan yang dimiliki, ia berharap kawasan tersebut bisa menjadi kawasan yang terintegratif. Menurut Doni, jika pemerintah bisa mengintervensi dengan baik, sebagai suatu kawasan ekonomi itu bisa terwujud.
“Kawasan kan dihuni oleh masyarakat lokal, ekonomi lokal. Artinya, industri tidak hanya berdampak pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga bisa berdampak pada peningkatan perekonomian masyarakat lokal,” ungkapnya.
Industri yang didorong BI Sultra yaitu minerba dalam hal ini nikel dan hilirisasi pangan. Doni menyebut hilirisasi pangan memiliki potensi besar di Sultra.
Selama ini, Sultra hanya bergantung kepada produk mentah yang dikirim ke daerah lain. Padahal jika bisa diolah dan dimanfaatkan bisa berdampak pada nilai tambah produk yang lebih besar dan berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat Sultra. (B/ST)
Kontributor: Ismu Samadhani
Editor: Ilham Surahmin