21 November 2024
Indeks

Warga Tiworo Utara yang Hilang Ditemukan Meninggal Punya Riwayat Epilepsi

  • Bagikan
Warga Tiworo Utara yang Hilang Ditemukan Meninggal Punya Riwayat Epilepsi

SULTRATOP.COM, KENDARI – Seorang Warga Desa Santiri, Kecamatan Tiworo Utara, Kabupaten Muna Barat (Mubar), Sarif (34) yang dilaporkan hilang saat mencari kepiting di Pulau Balu pada Selasa (13/2/2024) telah ditemukan.

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (KPP) Kendari, Muhamad Arafah mengatakan bahwa korban ditemukan pada pukul 06.32 Wita oleh tim SAR gabungan sekitar 1,6 km arah barat laut dari tempat terakhir dinyatakan hilang.

Iklan Astra Honda Motor Sultratop

“Korban ditemukan dalam keadaan terapung dan meninggal dunia,” ungkapnya via pesan WhatsApp pada Rabu (14/2/2024).

Dengan ditemukannya Sarif tersebut, upaya pencarian resmi ditutup. Selanjutnya korban dievakuasi dan diserahterimakan kepada pihak keluarga.

Sementara itu, Kapolsek Tiworo Tengah, Iptu Muhammad Jufri saat di konfirmasi via telepon WhatsApp pada Rabu (14/2/2024), mengatakan bahwa berdasarkan informasi yang diperoleh dari pihak keluarga, korban (Sarif) memang memiliki penyakit epilepsi atau biasa dikenal masyarakat dengan sebutan “mati-mati ayam”.

Mengutip halodoc, epilepsi adalah kondisi yang dapat menjadikan seseorang mengalami kejang secara berulang. Epilepsi bisa menyerang seseorang ketika terjadinya kerusakan atau perubahan di dalam otak.

Pada kasus epilepsi, kejang terjadi ketika impuls listrik tersebut dihasilkan secara berlebihan, sehingga menyebabkan perilaku atau gerakan tubuh yang tidak terkendali.

Faktanya, epilepsi dapat terjadi oleh siapa saja. Penyakit ini bisa menyerang orang dari berbagai usia dan semua jenis kelamin.

“Kalau dari keluarganya itu katanya korban ini ada riwayat penyakit epilepsi atau mati-mati ayam. Jadi memang rawan kalau tiba-tiba datang penyakitnya di air. Kata keluarganya diperkirakan kambuh penyakitnya,” ungkap Kapolsek.

Kata Kapolsek Muhammad Jufri, kegiatan turun ke laut merupakan aktivitas keseharian korban, sehingga keluarga korban tidak tahu waktu kapan saja korban akan turun ke laut.

“Setiap ada waktu, korban turun mencari. Seperti itu aktivitas setiap korban ada waktu,” tambahnya.

Aktivitas tersebut juga dikatakan bukan beban keluarga (anak, istri) karena korban masih bujang atau belum berkeluarga.

Muhammad Jufri mengaku bahwa untuk sementara korban diduga meninggal karena tenggelam akibat penyakit epilepsi kambuh saat berada di laut.

Pasalnya, keluarga menolak untuk dilakukan pemeriksaan terhadap mayat korban karena telah mengikhlaskan kepergiannya serta melaporkan bahwa tidak ada tanda-tanda kekerasan di tubuh korban.

Untuk itu, Polsek Tiworo Tengah mengimbau masyarakat untuk waspada perubahan cuaca jika ingin melaut dengan mengikuti arahan dari BMKG untuk menghindari hal-hal yang tidak di inginkan. (*)

Penulis: M1

IKUTI BERITA DAN ARTIKEL KAMI


  • Bagikan