SULTRATOP.COM – Dua pemancing asal Sulawesi Tenggara (Sultra), Mulyadi Umar dan Aiptu Hamzah Basri, berhasil menorehkan prestasi membanggakan di kancah internasional. Keduanya meraih juara 2 dunia dalam ajang Rosatom International Fishing Tournament 2025 yang digelar di Mersin, Turki, pada Rabu (22/10/2025).
Dalam kompetisi yang diikuti oleh tujuh negara itu, perwakilan Sultra menjadi satu-satunya wakil dari Indonesia. Prestasi mereka sekaligus membuktikan kemampuan pemancing lokal mampu bersaing di tingkat dunia.
Mereka adalah Mulyadi Umar (43), Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sultra yang juga atlet mancing dari Ilfiania Fishing Club, serta Aiptu Hamzah Basri (45), anggota Polres Kolaka Utara (Kolut) Polda Sultra yang tergabung dalam komunitas Bhayangkara Fishing, Maraja Pancing, dan Rhama Fishing.
Kegiatan tersebut diselenggarakan di Provinsi Mersin, dekat dengan lokasi pembangunan PLTN Akkuyu, yang merupakan PLTN pertama di Turki. Tujuan utama turnamen itu adalah untuk menunjukkan kepada publik bahwa teknologi nuklir aman bagi lingkungan. Para peserta memancing di perairan sekitar PLTN, dan ikan hasil tangkapan diperiksa menggunakan alat dosimeter untuk memastikan bebas dari paparan radiasi.
Mulyadi Umar menjelaskan, pada hari pertama kegiatan (21 Oktober 2025), para peserta diajak berkunjung ke lokasi PLTN Akkuyu yang memiliki empat unit pembangkit, masing-masing berkapasitas 1.200 megawatt. Sementara di hari kedua, peserta mengikuti lomba memancing yang diikuti oleh tujuh negara, termasuk Indonesia yang diwakili oleh dua pemancing dari Sultra.
Menurutnya, ada strategi khusus yang diterapkan untuk meraih hasil maksimal. “Harapan kami, di tahun berikutnya Indonesia bisa juara satu internasional,” ujarnya saat ditemui di Kendari, Minggu (26/10/2025).
Dalam kompetisi tersebut, penilaian tidak didasarkan pada jenis ikan yang berhasil ditangkap, melainkan bobot keseluruhan tangkapan. Posisi pertama diraih oleh Hungaria dengan total tangkapan 6,9 kilogram, disusul Indonesia di posisi kedua dengan 6,5 kilogram, dan Mesir di posisi ketiga dengan 4,7 kilogram.
Wakil Gubernur Sultra, Hugua, mengatakan Rosatom merupakan perusahaan energi milik negara (BUMN) Rusia yang tertarik berinvestasi dalam pengembangan energi listrik tenaga nuklir. Menurutnya, posisi strategis Sultra menjadikannya salah satu wilayah yang dipertimbangkan untuk pengembangan PLTN di Indonesia.
“Meskipun PLN mengusulkan Sumatra dan Kalimantan, Rosatom melihat Sultra berpotensi untuk menggunakan tenaga nuklir,” ujarnya.
Ia menegaskan, PLTN merupakan pembangkit listrik paling aman di dunia. Hal itu juga dibuktikan oleh dua perwakilan Sultra yang memancing di sekitar PLTN Akkuyu dan mendapati hasil tangkapan ikan yang melimpah serta bebas radiasi.
“Prancis sudah 79 persen energinya berasal dari nuklir, Belanda dan Amerika juga di atas 50 persen. Saatnya Indonesia, khususnya Sultra, memanfaatkan energi ini,” tuturnya.
Hugua menambahkan, Gubernur ASR telah bertemu dengan perwakilan pemerintah Rusia di Jakarta untuk membahas peluang pembangunan PLTN di Sultra. Kajian kelayakan atau visibility study diperkirakan membutuhkan waktu lima tahun, sementara proses pembangunan juga akan memakan waktu lima tahun.
“Jadi kita mulai jalan sekarang dan mereka (Mulyadi serta Hamzah) merupakan bagian dari proses sosialisasi. Karena itu, pemerintah Rusia mengundang dua utusan dari Sultra,” pungkasnya. (B/ST)
Kontributor: Ismu Samadhani














