SULTRATOP.COM, KENDARI – Sebanyak tiga pelajar disabilitas asal Sulawesi Tenggara (Sultra) siap berlaga pada ajang Pekan Paralimpik Pelajar Nasional (Peparpenas) XI, yang akan digelar di DKI Jakarta pada 1–10 November 2025.
Ketiga atlet kontingen Sultra tersebut akan turun di dua cabang olahraga, yakni para-atletik dan para-bulutangkis. Mereka adalah Siti Hajar, siswi kelas II SLB Mandara Kendari yang merupakan penyandang disabilitas netra total, Evan Saputra, siswa kelas III SMAN 1 Asera dengan disabilitas fisik (amputasi tangan kiri atas siku), dan Levi Hamzah Dara, siswa kelas II SMAN 1 Padangguni, Kabupaten Konawe yang akan berlaga di cabang para-bulutangkis kelas SL4 (tunggal setengah lapangan).
Siti Hajar akan turun di nomor lari 100 meter dan 200 meter putri kelas T11, sementara Evan Saputra akan berlaga di nomor 100 meter dan 200 meter putra kelas T47.
Ketua National Paralympic Committee (NPC) Sultra, Kafarudin, mengatakan pihaknya tidak menargetkan perolehan medali tertentu, namun berkomitmen untuk memberikan hasil terbaik bagi daerah. Hal itu disebabkan oleh masa persiapan yang relatif singkat.
“Latihannya hanya 8 hari, karena kita baru tahu itu informasinya. Yang bulu tangkis latihannya di GOR belakang Poltekkes, kalau yang atletik ini selama 8 hari ini latihan di Benu-Benua,” ucapnya.
Kafarudin menyebut, NPC Sultra selalu berupaya memberikan ruang dan kesempatan bagi atlet-atlet muda disabilitas untuk berkembang. Menurutnya, Peparpenas itu bukan sekadar ajang lomba, tetapi juga wadah pembentukan karakter dan kepercayaan diri bagi mereka.
Ia juga menyoroti pentingnya perhatian pemerintah daerah terhadap pembinaan olahraga disabilitas di tingkat pelajar. Menurutnya, dukungan fasilitas, pelatih, dan program berkelanjutan menjadi kunci untuk melahirkan lebih banyak atlet potensial di masa depan.
“Kami berharap dukungan dari semua pihak, terutama pemerintah daerah. Atlet disabilitas perlu fasilitas dan kesempatan yang sama untuk berkembang. Jika pembinaan dilakukan secara serius, Sultra bisa menjadi salah satu daerah yang diperhitungkan dalam olahraga disabilitas nasional,” tutur Kafarudin. (B/ST)
Kontributor: Ismu Samadhani



 



