SULTRATOP.COM, MUNA BARAT – Kasus ditemukannya ulat pada menu Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Barangka membuat pihak pengelola angkat bicara. Mengakui adanya kekurangan dalam pengelolaan, SPPG Barangka menyatakan siap berbenah dan memperbaiki sistem pelayanan agar kejadian serupa tak terulang.
Kasus ini mencuat setelah dua kali ditemukan ulat dalam menu MBG yang disalurkan kepada siswa di wilayah Barangka. Temuan tersebut langsung ditindaklanjuti oleh Satuan Tugas (Satgas) MBG bersama Camat Barangka dengan melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke lokasi SPPG beberapa hari lalu.
Hasil sidak itu mengejutkan. Tim menemukan ruangan pengolahan makanan dipenuhi lalat dan kondisi kebersihan yang memprihatinkan. Situasi tersebut memunculkan dugaan bahwa tempat pengolahan makanan di SPPG Barangka belum memenuhi standar higienitas yang layak.
Sekretaris Satgas MBG yang juga Kepala Bagian Ekonomi Setda Muna Barat, Nurtin, mengatakan dirinya terkejut saat melihat langsung kondisi ruangan pengolahan makanan di lokasi tersebut.
“Saya kaget pas masuk di SPPG Barangka, lalat ada di mana-mana. Minyak terhamburan di lantai, pembuangan limbah dan tempat pencucian ompreng berdekatan,” ungkap Nurtin saat sidak di SPPG Barangka, Rabu (5/11/2025).
Menurut Nurtin, kondisi seperti itu sangat tidak higienis dan tidak layak menjadi tempat produksi makanan bagi siswa. Ia berencana melaporkan temuan tersebut kepada pimpinan daerah agar segera dilakukan evaluasi.
“Saya menduga pemicu ditemukannya ulat hidup oleh siswa SMA Negeri 1 Lawa itu mungkin berasal dari lalat-lalat ini,” ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala SPPG Barangka M. Hidayat menyampaikan permohonan maaf atas kejadian itu. Ia mengakui masih ada kekurangan dalam sistem pengolahan dan pengawasan makanan di SPPG Barangka, namun menegaskan bahwa pihaknya telah mengambil langkah untuk melakukan pembenahan total.
“Kami (SPPG dan mitra) sepakat untuk memberhentikan sementara operasionalnya. Kami akan melakukan pembenahan agar ke depan tidak ada lagi masalah dan kualitas pelayanan bisa lebih baik,” kata Hidayat melalui sambungan telepon.
Hidayat menjelaskan, salah satu kendala yang dihadapi adalah kondisi bangunan yang masih terbuka di beberapa sisi, sehingga memudahkan lalat masuk ke area pengolahan. Ia menyebutkan bahwa saat ini sudah dilakukan pembangunan tambahan ruang produksi baru yang lebih tertutup dan higienis.
“Kami juga komunikasikan dengan mitra untuk mencari solusi. Tambahan bangunan baru sudah 90 persen rampung dan nanti difungsikan sebagai ruang produksi serta pengemasan yang lebih layak,” jelasnya.
Ia menambahkan, munculnya lalat di area dapur diduga berasal dari sisa makanan yang dikumpulkan di kantong plastik sebelum dibawa oleh relawan untuk dijadikan pakan ternak.
“Yang pasti kami akan terus berbenah dan meningkatkan kualitas pelayanan agar lebih baik lagi. Kami juga meminta maaf atas kejadian ini,” tutupnya. (B/ST)
Laporan: Adin


















