SULTRATOP.COM, KENDARI – Dinas Pariwisata (Dispar) Sulawesi Tenggara (Sultra) bersama Pemerintah Daerah (pemda) bakal fokus menangani 20 desa wisata pada 2025.
Kepala Bidang (Kabid) Destinasi Wisata Dispar Sultra, Muh Ammarie Amrin mengatakan, 20 desa wisata tersebut tersebar di seluruh wilayah Sultra.
Harapannya, dari 20 desa wisata itu dapat memengaruhi desa-desa yang ada di sekitarnya. Serta pengembangan desa wisata tersebut akan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar.
“Dari total semua potensi unggulan, ada 20 desa wisata yang akan diperhatikan oleh pemprov dan pemda kabupaten/kota,” ungkap Ammarie.
Adapun beberapa desa wisata tersebut yaitu Desa Wisata Boneatiro, Boneatiro Barat, Wasuemba di Kabupaten Buton. Benteng Kulisusu, dan desa wisata berbasis mangrove di Buton Utara (Butur), Pantai Kampa, Pantai Puesa dan Desa Mosolo di Konawe Kepulauan (Konkep).
Selanjutnya, Wantopi di Kabupaten Buton Tengah (Buteng), Benteng Keraton Buton (Limbo Melai, Limbo Samparona, Limbo Bungi) di Kota Baubau, dan Waburi Park dan Rongi di Buton Selatan (Busel).
Di Kabupaten Muna juga terdapat klaster desa wisatanya dan direncanakan akan dibuat geosite atau bentang alam yang memiliki potensi sebagai situs pariwisata yang bernilai.
Kata Ammarie, dalam pengembangan klaster wisata di Muna itu terdapat 7 titik desa di antaranya di Liangkabori, Lohia, Loghiya, Napabale, Masalili dengan ciri khasnya masing-masing.
Selain itu, juga ada Sani-Sani Kabupaten Kolaka, Pantai Pasir Putih Pitulua dan Arung Jeram Tinukari di Kolaka Utara (Kolut). Serta Labengki dan Taipa Konawe Utara (Konut), dan Desa Soropia dan Waworaha di Konawe.
Berdasarkan data Dispar Sultra, ada sebanyak 325 desa wisata di wilayah Sultra, terbagi 20 klaster dan ada klaster prioritas untuk dipersiapkan menuju event Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI).
Ammarie mengatakan, desa-desa yang masuk dalam klaster itulah yang akan dipersiapkan, tentunya dengan adanya kolaborasi dari berbagai pihak. (B/ST)
Kontributor: Ismu Samadhani