SULTRATOP.COM, KENDARI – Usaha karaoke di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) kini tengah menghadapi kesulitan besar. Penurunan jumlah pengunjung yang signifikan mengakibatkan omzet yang merosot tajam, bahkan memaksa beberapa tempat karaoke untuk melakukan pengurangan karyawan.
Beberapa tempat karaoke ternama seperti Queen, Nav, D’princess, Inul Vizta Family, dan Triple Nine kini terpantau sepi pengunjung. Padahal dahulu, ini adalah tempat-tempat andalan yang selalu dipadati pengunjung dan jadi simbol gemerlapnya ibu kota provinsi sebagai pusat hiburan.
Manager Queen Karaoke, yang enggan disebutkan namanya, mengungkapkan bahwa bisnis karaoke yang dikelolanya kini berada dalam kondisi yang sangat sulit.
“Kami merasa tahun 2024 adalah tahun yang terburuk, empat orang karyawan sampai saya terpaksa rumahkan karena omzet yang terus menurun,” ujarnya. Selain itu, kenaikan biaya pajak hiburan juga turut menambah beban operasional mereka.
Sementara itu, Kasir Karaoke Nav, Try, menyebutkan bahwa setelah pandemi Covid-19, usaha mereka mengalami penurunan yang cukup tajam.
“Kami dulu memiliki 12 karyawan, sekarang hanya tersisa 7 orang,” katanya.
Untuk menarik pengunjung, pihaknya kini gencar melakukan promosi melalui media sosial, menawarkan berbagai promo untuk mengundang konsumen yang telah lama berlangganan. Namun, meski demikian, mereka hanya dapat mengoperasikan 10 dari 45 ruangan karaoke yang tersedia karena keterbatasan biaya perawatan.
Kondisi serupa juga dirasakan oleh Kasir Inul Vizta Karaoke. “Sepi sekali, orang yang datang sangat jarang,” ujarnya singkat.
Di tempat lain, karyawan Triple Nine Karaoke menyebutkan bahwa mereka sedang berbenah dengan memperbaiki interior dan pelayanan agar bisa menarik kembali pelanggan.
“Kami fokus pada kualitas room, parkiran, dan pelayanan,” kata karyawan tersebut.
Namun, tidak semua tempat karaoke mengalami penurunan drastis. Uchy, Lider D’princess Karaoke, mengatakan bahwa meskipun pengunjungnya tidak stabil, kondisi operasional mereka masih terbilang stabil.
“Gaji karyawan tetap lancar, meskipun pengunjung kami banyak yang berasal dari kalangan ibu-ibu, pelajar, mahasiswa, hingga rombongan keluarga,” ujarnya.
Perubahan selera hiburan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kondisi ini. Dengan berkembangnya teknologi dan kemudahan akses, banyak orang kini beralih ke aplikasi karaoke digital seperti Smule, WeSing, dan Starmaker.
Selain itu, keberadaan tempat hiburan malam lainnya, event musik, dan kafe-kafe yang kini menjamur, membuat tempat karaoke semakin kalah saing.
Namun demikian, meski menghadapi tantangan besar, karaoke tetap menjadi salah satu pilihan hiburan yang diminati untuk “healing” atau sekadar melepas penat. Berbagai inovasi terus dilakukan oleh pelaku usaha karaoke untuk tetap bertahan di tengah persaingan yang ketat ini. (A/ST)
Laporan: Bambang Sutrisno