30 December 2025
Indeks

PT Vale dan Pemkab Luwu Timur Teken MoU Normalisasi Sungai Malili untuk Cegah Banjir

  • Bagikan
PT Vale dan Pemkab Luwu Timur Teken MoU Normalisasi Sungai Malili untuk Cegah Banjir
Penandatanganan MoU oleh Bupati Luwu Timur Irwan Bachri Syam, Kepala BBWS Pompengan Jeneberang Heriantono Waluyadi, serta Wakil Presiden Direktur dan Chief Operation and Infrastructure Officer PT Vale Indonesia, Abu Ashar di Kantor BBWS Pompengan Jeneberang, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR), Makassar pada 29 Desember 2025. (Foto: ISTIMEWA)

SULTRATOP.COM, MAKASSAR – Upaya mitigasi bencana akibat perubahan iklim terus diperkuat melalui kolaborasi lintas sektor. PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale), anggota grup MIND ID, bersama Pemerintah Kabupaten Luwu Timur dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Jeneberang menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) normalisasi sungai berupa pengerukan sedimen di aliran air yang berhulu di Danau Matano.

Penandatanganan kerja sama berlangsung di Kantor BBWS Pompengan Jeneberang, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR), Makassar, pada Senin (29/12/2025). MoU tersebut ditandatangani oleh Bupati Luwu Timur Irwan Bachri Syam, Kepala BBWS Pompengan Jeneberang Heriantono Waluyadi, serta Wakil Presiden Direktur dan Chief Operation and Infrastructure Officer PT Vale Indonesia, Abu Ashar.

Iklan Astra Honda Motor Sultratop

Bupati Luwu Timur Irwan Bachri Syam menyampaikan apresiasi atas terwujudnya sinergi strategis tersebut. Menurutnya, normalisasi Sungai Malili merupakan kebutuhan mendesak untuk menjaga kelancaran aliran air sekaligus meningkatkan ketangguhan daerah dalam menghadapi potensi bencana.

“Kita mengapresiasi langkah sinergi bersama ini, bersama PT Vale dan BBWS. Harapan terbesar kami dengan perjanjian kerja sama ini adalah agar pengerukan atau normalisasi Sungai Malili bisa sukses terlaksana. Sungai ini memang sangat layak dilakukan normalisasi,” ujar Irwan.

Dalam kerja sama ini, para pihak juga sepakat memanfaatkan sedimen hasil pengerukan sungai untuk mendukung pembangunan infrastruktur di Kabupaten Luwu Timur. Dengan demikian, material hasil normalisasi tidak terbuang percuma dan dapat memberi nilai tambah bagi daerah.

“Beberapa infrastruktur kami akan memanfaatkan sisa hasil pengerukan dari normalisasi ini. Mudah-mudahan seluruh prosesnya bisa berjalan dengan baik, sukses, lancar, dan aman,” tambah Irwan.

Untuk menjamin pelaksanaan proyek berjalan sesuai ketentuan, Pemerintah Kabupaten Luwu Timur berkomitmen melakukan koordinasi intensif dengan aparat penegak hukum, termasuk kejaksaan dan kepolisian. Irwan juga menyampaikan terima kasih kepada BBWS Pompengan Jeneberang dan PT Vale Indonesia atas kolaborasi yang terbangun.

Wilayah di sekitar Sungai Malili yang berada dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) Larona, khususnya Kecamatan Malili, selama ini rentan terhadap luapan sungai yang berdampak langsung pada kehidupan masyarakat. Risiko banjir dikhawatirkan akan terus berulang apabila tidak dilakukan penanganan secara menyeluruh.

Karena itu, normalisasi Sungai Malili dipandang sebagai langkah strategis untuk mengurangi potensi banjir. Proyek pengendalian banjir ini mencakup kegiatan normalisasi sungai, penyiapan lahan penampungan sementara, pembangunan infrastruktur pengendalian banjir, serta pengelolaan sedimen. Pelaksanaannya direncanakan berlangsung hingga Desember 2027.

Sementara itu, BBWS Pompengan Jeneberang sebagai Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum memiliki peran penting dalam mendukung proyek tersebut. BBWS bertanggung jawab mengelola sumber daya air di sejumlah wilayah sungai, termasuk Wilayah Sungai Pompengan Larona, Saddang, Jeneberang, dan Walanae Cenranae.

Melalui MoU ini, BBWS akan memfasilitasi Pertemuan Konsultasi Masyarakat (PKM), serta melakukan pemantauan, pengawasan, dan pendampingan di seluruh tahapan kegiatan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga pemeliharaan. BBWS juga akan memastikan pelaksanaan kerja sama berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Kolaborasi antara pemerintah daerah, pemerintah pusat, dan dunia usaha ini diharapkan menjadi solusi jangka panjang dalam menurunkan risiko banjir di Kabupaten Luwu Timur, sekaligus meningkatkan keselamatan dan kesejahteraan masyarakat di sekitar Sungai Malili. (—)

Follow WhatsApp Channel Sultratop untuk update berita pilihan

IKUTI BERITA DAN ARTIKEL KAMI


  • Bagikan