18 October 2024
Indeks

Polda Sultra Didesak Usut Kasus Kematian Mahasiswa Asal Wawonii yang Dinilai Tidak Wajar

  • Bagikan
Polda Sultra Didesak Usut Kasus Kematian Mahasiswa Asal Wawonii yang Dinilai Tidak Wajar
Korban La Ode Hartono dan motor nya. (Foto: Istimewa)

SULTRATOP.COM, KENDARI – Himpunan Mahasiswa Wawonii (Hipmawani) meminta Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tenggara (Sultra) untuk segera mengusut tuntas kasus kematian La Ode Hartoyo (25), mahasiswa asal Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep), yang dinilai tidak wajar.

“Secara kelembagaan Hipmawani mendesak Polda Sultra untuk segera mengusut tuntas kasus tersebut. Kami menilai korban meninggal dengan kondisi yang tak wajar, karena dalam bukti visum pada mayat korban ditemukan adanya pukulan dari benda tumpul,” ujar Firman Adhyaksa, Ketua Umum Hipmawani pada Sabtu (5/10/2024) malam.

Iklan Astra Honda Motor Sultratop

Firman mengatakan, pihaknya akan terus mengawal kasus tersebut sampai menemukan titik terang. Pihaknya juga berharap kasus kematian korban ini bisa secepatnya dituntaskan oleh pihak kepolisian.

“Kami berharap kasus ini mendapatkan atensi khusus dari pihak kepolisian agar bisa secepatnya menangkap pelaku pembunuhan saudara kami almarhum La Ode Hartoyo,” pungkasnya.

Sebagai informasi, korban Laode Hartoyo merupakan warga Nambo Jaya, Kecamatan Wawonii Tenggara, Konkep.

Mayat korban ditemukan di semak-semak di wilayah Nanga-Nanga, tepatnya Jalan KS Tubun, Kelurahan Baruga, Kecamatan Baruga, Kota Kendari, pada Jumat (4/10/2024) siang.

Korban juga merupakan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Kendari, jurusan Pendidikan Teknologi dan Informasi.

Korban ditemukan terlentang di tanah menggunakan baju warna hijau dan bercelana panjang serta terdapat sejumlah luka-luka lebam pada bagian wajah.

Kapolsek Baruga AKP Agung Pratomo mengatakan, korban ditemukan pertama kali oleh warga yang hendak melintas di jalan tersebut.

Kapolsek melanjutkan, di lokasi penemuan mayat ditemukan sejumlah barang bukti yakni kendaraan roda dua, helm hingga satu buah besi.

Berdasarkan hasil autopsi Rumah Sakit Bhayangkara pada Sabtu, 5 Oktober 2024, yang dipaparkan dr. Raja Al Fath Widya Iswara, kematian korban disebabkan oleh benda tumpul yang melukai kepala, wajah, leher, dan tangan.

“Kematian korban ini disebabkan oleh kekerasan barang tumpul, kekerasan tumpul itu ada di kepala, wajah, leher dan juga di tangan. Diduga korban melakukan upaya perlindungan diri hingga mengenai tangannya,” terang dr. Raja Al Fath Widya Iswara. (B/ST)

Penulis: M5

IKUTI BERITA DAN ARTIKEL KAMI

  • Bagikan