3 May 2024
Indeks

Pilot dan Kopilot Batik Air Tertidur Selama 28 Menit saat Penerbangan Kendari-Jakarta

  • Bagikan
Pilot dan Kopilot Batik Air Tertidur Selama 28 Menit saat Penerbangan Kendari—Jakarta
Ilustrasi

SULTRATOP.COM, KENDARI – Pilot dan kopilot maskapai Batik Air kompak tertidur selama 28 menit dalam penerbangan dari Bandara Haluoleo Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta, pada 25 Januari 2024. Peristiwa ini diinvestigasi oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

Dalam laporan investigasi di situs resmi KNKT, pesawat Batik Air yang melayani rute Kendari—Jakarta tersebut merupakan jenis Airbus A320 dengan kode registrasi PK-LUV. Pesawat ini dijadwalkan terbang dari Bandara Soekarno-Hatta ke Bandara Haluoleo, dan kembali lagi ke Bandara Soekarno-Hatta.

Iklan Astra Honda Sultratop

KNKT merilis, selama persiapan penerbangan dari Jakarta, second in command (SIC) alias kopilot memberitahu pilot atau PIC (pilot in command) bahwa ia tidak mendapatkan istirahat yang cukup.

Pada pukul 03.14 WIB pesawat berangkat dari Jakarta menuju Kendari. PIC bertindak sebagai pilot flying (PF) dan SIC bertindak sebagai pilot monitoring (PM). Pesawat melaju di ketinggian 36.000 kaki.

Selama penerbangan ini, PIC menawarkan SIC untuk istirahat. SIC pun beristirahat di kokpit dan tidur sekitar 30 menit. PIC mengambil alih tugas SIC sebagai PM sekaligus menjalankan tugas utamanya sebagai PF. SIC terbangun sebelum pesawat mulai turun.

Pilot dan Kopilot Batik Air Tertidur Selama 28 Menit saat Penerbangan Kendari—Jakarta
Profile penerbangan pesawat Batik Air rute Kendari-Jakarta (Foto: KNKT)

Pukul 07.11 waktu setempat, pesawat mendarat di Bandara Haluoleo Kendari. Selama transit, kedua pilot memakan mi instan cup di kokpit. Setelah penurunan penumpang selesai, proses boarding penumpang dilakukan dan penerbangan kembali ke Jakarta dimulai.

Dalam penerbangan kembali ke Jakarta dengan nomor penerbangan BTK6723 ini, PIC bertindak sebagai PM dan SIC sebagai PF. Jumlah penumpang di dalam pesawat sebanyak 153 orang.

Setelah mempertahankan ketinggian jelajah, kedua pilot melepas headset mereka dan volume pelantang kokpit dikencangkan. PIC kemudian meminta izin istirahat kepada SIC dan dikabulkan.

“Beberapa detik kemudian PIC tertidur dan SIC mengambil alih tugas PIC sebagai PM,” tulis KNKT.

PIC yang tadi tidur, terbangun pada pukul 01.22 UTC atau 08.22 waktu lokal. Ia menanyai rekannya apa ingin istirahat. SIC merespons bahwa ia tidak ingin istirahat. Kedua pilot kemudian melakukan percakapan yang tidak terkait dengan tugas selama sekitar 30 detik dan PIC kembali tidur. Mengetahui PIC sedang tidur, SIC melanjutkan tugasnya baik sebagai PF maupun PM.

Pada pukul 01.24 UTC, SIC meminta kepada Area Control Area (ACC) Makassar untuk terbang dengan arah 275° guna menghindari kondisi cuaca buruk. SIC juga sempat berkomunikasi dengan pramugari melalui interfon menanyakan kondisi penumpang karena ia merasa pesawat mengalami turbulensi ringan. Pramugari menanggapi bahwa penumpang baik-baik saja.

ACC Makassar kemudian menginstruksikan BTK6723 untuk menghubungi ATC Jakarta atau ACC Jakarta. Pada 01:43:32 UTC, SIC melakukan kontak awal dengan ACC Jakarta. BTK6723 diinstruksikan untuk ikuti KURUS 2G Standard Instrument Arrival (STAR) dan diminta melapor ketika pesawat sudah aman dari kondisi cuaca buruk. Usai membaca instruksi dari Jakarta ACC, SIC secara tidak sengaja tertidur.

Pada 01.57 UTC, ACC Jakarta menelepon BTK6723 dan tidak ada respons dari pilot. Beberapa upaya dilakukan ACC Jakarta untuk menghubungi BTK6723, termasuk bertanya pilot lain untuk memanggil BTK6723. Tidak ada satupun panggilan yang ditanggapi oleh pilot BTK6723.

Pada 02.11 UTC atau 28 menit setelah transmisi terakhir yang direkam dari SIC, PIC terbangun dan sadar bahwa pesawat tidak berada pada jalur penerbangan yang benar. PIC kemudian melihat SIC tertidur dan membangunkannya. Pada waktu yang hampir bersamaan, PIC menanggapi panggilan dari pilot lain dan juga dari Jakarta ACC. PIC memberi tahu ACC Jakarta bahwa BTK6723 mengalami masalah komunikasi radio, yang menyebabkan kurangnya respons mereka.

Pesawat mendarat dengan selamat di Jakarta, tidak ada kerusakan pada pesawat atau cedera pada penumpangnya. Penyelidik tidak menemukan masalah dengan sistem komunikasi pesawat.

Dalam laporan KNKT, pilot yang menerbangkan pesawat ini berusia 32 tahun, warga negara Indonesia dan memegang Lisensi Pilot Angkutan Udara yang masih berlaku (ATPL) dan memenuhi syarat sebagai pilot Airbus A320. Pilot juga memiliki sertifikat medis Kelas Satu yang masih berlaku dengan batasan medis untuk memakai lensa korektif.

Sedangkan kopilot berusia 28 tahun, warga negara Indonesia dan memiliki Lisensi Pilot Komersial (CPL) yang masih berlaku
dan memenuhi syarat sebagai pilot Airbus A320. SIC juga memiliki sertifikat medis Kelas Satu yang sah.

KNKT menemukan bahwa alasan kopilot tidak mendapatkan istirahat yang cukup karena pada malam sebelumnya ia membantu istinya mengurus anak kembar mereka yang baru berusia satu bulan.

Meskipun pada malam sebelum jadwal terbang ke Kendari ia berusaha untuk tidur lebih awal, namun ia harus bangun beberapa kali untuk membantu istrinya merawat bayinya sehingga ia merasa kualitas tidurnya menurun.

Terkait peristiwa ini, KNKT merekomendasikan Batik Air Indonesia untuk menyusun prosedur rinci dalam melakukan kokpit pemeriksaan untuk memastikan bahwa pemeriksaan kokpit dapat dilaksanakan dengan baik.

Saat berita ini diterbitkan, redaksi Sultratop.com masih berupaya melakukan konfirmasi ke pihak Lion Grup atau Batik Air. (—–)

Tim Redaksi



google news sultratop.com
  • Bagikan