SULTRATOP.COM, MAKASSAR — Pertamina Patra Niaga menggelar simulasi penanggulangan keadaan darurat di Fuel Terminal (FT) Luwuk pada Rabu (26/11), melibatkan tim pusat, regional Sulawesi, dan unit di lokasi. Latihan ini menampilkan skenario kompleks berupa aksi warga di sekitar area operasi yang terjadi bersamaan dengan percikan api pada salah satu tangki penyimpanan Pertamax.
Sinyal pertama keadaan darurat diterima pusat komando Pertamina Patra Niaga di Jakarta. Dalam hitungan menit, sistem siaga diaktifkan dan seluruh tim tanggap darurat (Emergency Response Team/ERT) langsung bergerak sesuai prosedur. Komunikasi radio dan sistem monitoring pusat memberikan instruksi awal dengan satu prioritas utama: keselamatan masyarakat dan pekerja.
Di lapangan, ERT bekerja sama dengan aparat keamanan dan pemadam kebakaran daerah melakukan upaya pemadaman serta pengendalian api. Api berhasil dikendalikan dalam waktu singkat, sementara BPBD dan pemerintah daerah mengevakuasi warga ke titik aman di Desa Bungin Timur dan Desa Lumpoknyo. Hasil evaluasi di lokasi memastikan tidak ada korban jiwa.
Seluruh proses penanganan dipantau ketat dari ruang kendali pusat. Tim HSSE pusat dan regional memastikan semua langkah dijalankan sesuai prosedur manual keadaan darurat, mulai dari pengamanan area hingga proses pendinginan dan inspeksi lanjutan.
Untuk menjaga kelancaran suplai energi masyarakat, Pertamina Patra Niaga memutuskan melakukan alih suplai (supply rerouting) dari Fuel Terminal Kolonedale. Dengan langkah ini, distribusi BBM ke SPBU dan lembaga penyalur di wilayah Luwuk tetap berlangsung normal tanpa antrean atau gangguan.
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun, menegaskan bahwa latihan ini menunjukkan kesiapsiagaan perusahaan menghadapi skenario kritis. “Operasional dan distribusi kini kembali stabil, meskipun pengawasan diperketat hingga situasi benar-benar aman,” ujarnya.
Executive General Manager (EGM) Regional Sulawesi, Fanda Chrismianto, menyampaikan apresiasi kepada pemerintah daerah serta aparat keamanan yang terlibat dalam penanganan. Ia menuturkan bahwa setelah api padam, proses cooling down, inspeksi, dan pemulihan dilakukan dengan cermat untuk memastikan tidak ada risiko lanjutan.
Roberth menutup dengan penegasan bahwa simulasi ini menjadi pengingat penting tentang vitalnya peran energi bagi masyarakat. “Dari kantor pusat di Jakarta hingga ujung operasional di Luwuk, komitmen kami tetap sama: menjaga keselamatan, melindungi masyarakat, dan memastikan suplai energi terus mengalir,” ujarnya. (—)

















