30 April 2024
Indeks

Penukaran Uang Saat Ramadan-Idulfitri Rp33,26 Miliar dan 55 Lembar Uang Palsu Ditemukan

  • Bagikan
Proses penukaran uang pada momen Ramadan dan Idulfitri 2024. (Ist)

SULTRATOP.COM, KENDARI – Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Sulawesi Tenggara (KPw Sultra) mencatat jumlah penukaran uang periode ramadan dan IdulFitri 2024 di wilayahnya mencapai Rp33,26 miliar.

Kepala KPw BI Sultra, Doni Septadijaya mengatakan, pemenuhan kebutuhan rupiah masyarakat berupa penukaran uang kecil dan layak edar tersebut dilakukan melalui program Semarak Rupiah Ramadan dan Berkah IdulFitri (SERAMBI) pada 13 Maret hingga 5 April 2024.

Iklan Astra Honda Sultratop

Pada kegiatan tersebut, BI Sultra telah menyalurkan Rp33,26 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 67,5 persen dibandingkan tahun 2023 sebesar Rp19,86 miliar.

“Pada periode itu, kami juga melayani penukaran BI PINTAR pada 1.709 orang lebih tinggi dari tahun 2023 yang sebanyak 112 orang atau meningkat sebesar 1.425 persen,” ungkap Doni dalam keterangan resminya pada Rabu (17/4/2024).

Kata Doni, kesuksesan SERAMBI Sultra 2024 turut didukung oleh peran 24 mitra perbankan di Sultra yang turut andil dalam penukaran rupiah pada masyarakat melalui 90 titik penukaran yang tersedia di 17 kabupaten/kota.

Penukaran melalui perbankan tersebut tercatat senilai Rp26,9 miliar atau sebesar 85,6 persen dari total nominal penukaran selama SERAMBI Sultra 2024.

Selain itu, pelaksanaan layanan penukaran terpadu bekerja sama dengan Korem 143 Haluoleo sejak 25 Maret hingga 4 April 2024 yang dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan pasar murah dengan tingkat penukaran sebesar Rp4,4 miliar.

Untuk pelaksanaan layanan kas keliling bagi para pemudik di Pelabuhan Nusantara dan pelabuhan feri Wawonii pada 26 Maret 2024 berhasil menukarkan uang sebesar Rp500,7 juta.

BI Sultra juga menemukan uang palsu (upal) sebanyak 55 lembar selama ramadan dan Idulfitri 2024. Temuan itu lebih tinggi dibandingkan momen yang sama pada 2023 dengan temuan upal sebanyak 12 lembar.

Kata Doni, Hal itu ditengarai sebagai efek samping dari pelaksanaan pesta politik beberapa waktu lalu. Namun, dapat digarisbawahi bahwa pada tahun 2023 seluruh temuan upal bersumber dari laporan perbankan, sementara pada tahun 2024 ini terdapat upal yang diidentifikasi berdasarkan laporan masyarakat.

Hal itu menunjukkan peningkatan literasi rupiah masyarakat yang semakin memahami metode identifikasi keaslian rupiah melalui teknik 3D (dilihat, diraba, diterawang) dan konsep Cinta Bangga Paham (CBP) Rupiah secara umum.

“Sehingga masyarakat turut berperan aktif pada pencegahan peredaran uang palsu. Ke depan, kami akan terus mendorong masyarakat untuk dapat menggunakan QRIS dan menerapkan CBP Rupiah pada berbagai kegiatan, sehingga sistem pembayaran Indonesia dapat menjadi semakin aman, nyaman dan tentunya terpercaya,” tutur Doni. (===)

 

Kontributor: Ismu Samadhani



google news sultratop.com
  • Bagikan