SULTRATOP.COM – Pengendalian inflasi di Sulawesi Tenggara (Sultra) tak lagi hanya bergantung pada operasi pasar atau intervensi sesaat. Gubernur Andi Sumangerukka (ASR) memilih jalan yang lebih mendasar: memberdayakan petani sebagai ujung tombak ketahanan pangan.
Melalui kolaborasi dengan Bank Indonesia (BI) Sultra, dua petani terbaik dikirim belajar langsung ke Enrekang, daerah yang dikenal sebagai pusat keberhasilan budi daya cabe dan bawang merah, untuk membawa pulang ilmu yang dapat mengubah pola produksi di kampung mereka. Dua komoditas tersebut selama ini menjadi pemicu utama fluktuasi harga di wilayah Sultra.
Kepala Dinas Perkebunan dan Hortikultura Sultra, La Ode Muhammad Rusdin Jaya, mengatakan bahwa kedua petani itu merupakan ketua kelompok tani (Poktan) dari dua kabupaten sentra produksi. Mereka adalah I Gede Sujana, Ketua Poktan Tafuma dari Desa Olo-Oloho, Kecamatan Uepai, Kabupaten Konawe, serta Mulyono, Ketua Poktan Bina Sejahtera dari Desa Moolo Indah, Kecamatan Tinanggea, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel).
Menurut Rusdin, keberangkatan kedua petani itu merupakan tindak lanjut arahan Gubernur ASR untuk memperluas kapasitas produksi daerah melalui peningkatan kemampuan petani, bukan hanya mengandalkan operasi pasar jangka pendek.
βIni arahan bapak gubernur untuk mengendalikan inflasi dan memperkuat ketahanan pangan kita sesuai dengan program prioritasnya,β ujarnya di Kendari pada Senin (17/11/2025).
Kedua petani tersebut mengikuti bimbingan teknis selama empat hari pada 10 hingga 13 November 2025. Mereka belajar langsung praktik budi daya yang baik, mulai dari penyiapan lahan, pemilihan bibit, hingga teknik panen yang efisien dan berkelanjutan.
Selain materi teknis, mereka juga difasilitasi untuk bertemu para pelaku UMKM yang sukses mengembangkan hilirisasi produk hortikultura. Diharapkan, sepulangnya ke daerah masing-masing, mereka dapat menjadi motor penggerak peningkatan produksi dan kualitas hasil tani di kelompoknya.
Rusdin menegaskan bahwa langkah ini merupakan fondasi jangka panjang untuk memperkuat ketahanan pangan Sultra. Dengan kapasitas petani yang meningkat dan pola produksi yang lebih terarah, ia optimistis Sultra ke depan mampu memenuhi kebutuhan cabe dan bawang merah secara mandiri, bahkan berpotensi menjadi pemasok bagi daerah lain. (Adv)














