26 April 2025
Indeks

Penenun Lokal Harap Kain Tenun Tradisional Muna Barat Bisa Go Internasional

  • Bagikan
Penenun Lokal Harap Kain Tenun Tradisional Muna Barat Bisa Go Internasional
Harmoni Sultra - Wa Ode Marsina penenun asal Desa Waulai, Kecamatan Barangka yang ikut memamerkan kain tenun tradisional pada Harmoni Sultra ke-61 tahun, yang dilaksanakan stadion Gelora 45 Kolaka, Jumat (25/4/2025). (Adin/SULTRATOP.COM).

SULTRATOP.COM, KOLAKA – Pameran Harmoni Sultra ke-61 menjadi momen untuk memperkenalkan kerajinan tenun tradisional asal Kabupaten Muna Barat (Mubar).

Dalam pameran yang dilaksanakan di Stadion Gelora 45 Kolaka ini, Pemkab Mubar memamerkan kain tenun tradisional, kerajinan dari limbah tempurung kelapa, dan hasil-hasil UMK masyarakat.

Iklan Astra Honda Motor Sultratop

Salah satu penenun Muna Barat, Wa Ode Marsina, mengatakan, pada pameran Harmoni Sultra ini, ia membawa 43 kain tenun dengan berbagai corak dan motif tradisional. Motifnya memiliki sejarah dan adat istiadat di Mubar, seperti bhotu potobo, kenta nedole, kambe-kambera, burung, kepiting, dan lainnya.

“Pada pameran Harmoni Sultra ini, berbagai macam motif kita pamerkan. Motifnya ini memiliki nama-nama yang unik dan kental dengan makna bagi masyarakat Mubar tanpa meninggalkan budaya daerah,” kata Wa Ode Marsina ditemui di stand Mubar, Jumat (25/4/2025) malam.

Wa Ode Marsina membeberkan, tenun yang ia ciptakan sudah dipamerkan di beberapa event daerah di Indonesia, seperti Jakarta, Bali, Bandung, Kendari, Palu, Kolaka Timur, Kolaka dan lainnya. Kata dia, keuletannya menciptakan tenun tradisional ini akhirnya membuahkan hasil pada 2022 lalu, meraih juara ketiga seluruh Indonesia.

“Kain tenun tradisional Mubar sudah menjelajahi Indonesia dengan meraih juara ketiga. Untuk internasional kita belum, tetapi ada keinginan dan harapan tenun tradisional Mubar akan dipamerkan di ajang internasional,” harapnya.

Dalam menciptakan tenunan ini, tambah Wa Ode Marsina, ia selalu mengandalkan ciri khas dari Mubar, seperti bhoto potobo. Motif bhoto potobo ini memiliki filosofi yang artinya orang tua kita dahulu saat berperang tidak menggunakan senjata api, tetapi menggunakan keris.

Kemudian, motif kambe-kambera yang memiliki arti kupu-kupu memiliki filosofi kupu-kupu ini bisa terbang kemana saja.

“Jadi, kambe-kambera bagi orang Muna memiliki arti di mana saja pergi bisa hidup, bebas ke mana pun pergi dan bisa menempatkan dirinya di mana pun berada. Jadi, motif kambe-kambera ini sejak dahulu kala sudah ada,” jelasnya.

Penenun Lokal Harap Kain Tenun Tradisional Muna Barat Bisa Go Internasional
Kain tenun tradisional Muna Barat dengan berbagai corak dan motif di pamerkan pada Harmoni Sultra ke-61 tahun di Kolaka.

Ia menambahkan, untuk bahan tenun dari benang ekstra. Sementara pewarnanya bahan alami dari tumbuh-tumbuhan seperti dari batang bakau, daun mangga, daun pepaya, akar mengkudu warna kuning, daun jati warna cream, buah pinang warna cream, dan masih banyak lagi.

“Alhamdulillah, tenun tradisional yang saya ciptakan sudah sekitar puluhan ribu dengan berbagai motif. Untuk harga kain tenun bervariasi, mulai dari Rp750 ribu hingga Rp1,2 juta. Untuk harga Rp1,2 juta ini berarti full motif,” ucapnya.

“Saya berkeinginan tenun tradisional Muna Barat bisa go internasional. Kami sudah siap, agar tenun tradisional Muna Barat terkenal di mancanegara,” tambahnya.

Ia juga menjelaskan untuk menciptakan sebuah kain tenun membutuhkan waktu yang cukup lama. Misalkan, untuk kain tenun dengan motif biasa dikerjakan dengan waktu satu minggu. Kemudian, untuk tenun tidak bermotif seperti sarung dapat dikerjakan empat sampai lima hari.

“Kalau untuk kain tenun full motif itu dikerjakan kisaran dua hingga tiga minggu,” jelasnya.

Ia menceritakan salah satu kain tenunnya dengan motif kenta nedole dan bhotu potobo disukai dan dibeli oleh istri Gubernur Sultra (Ketua Dekranasda Sultra), Arinta Andi Sumangerukka di pameran Harmoni Sultra. Ini suatu kebanggaan tersendiri baginya, karena salah satu kain tenun tradisional Mubar diminati oleh istri orang nomor satu di Sultra.

“Alhamdulillah, pada pameran Harmoni Sultra ini, kain tenun tradisional Mubar laris dibeli pengunjung, salah satunya Ketua Dekranasda Sultra, Arinta Andi Sumangerukka,” ungkapnya. (B/ST)

Kontributor: Adin

IKUTI BERITA DAN ARTIKEL KAMI


  • Bagikan