SULTRATOP.COM – Malam terakhir Ramadan di Ranomeeto, Konawe Selatan (Konsel) terasa istimewa. Ratusan warga dari berbagai penjuru berkumpul, membawa obor yang menyala terang, menerangi jalan-jalan desa.
Suara takbir menggema di antara langkah-langkah mereka, menghadirkan suasana haru sekaligus kebahagiaan. Di bawah langit yang temaram, tradisi ini bukan sekadar pawai, tetapi juga kenangan yang terus hidup, mengikat kebersamaan di penghujung bulan suci.
Cahaya obor berkelip-kelip di sepanjang jalan Desa Langgea hingga Desa Kota Bangun, Kecamatan Ranomeeto pada Minggu (30/3/2025) malam ini.
Ratusan anak dan warga berjalan beriringan, membawa obor di tangan mereka dengan wajah penuh suka cita. Langit Ranomeeto terasa lebih hangat oleh semangat yang terpancar dari mereka, menyambut Hari Raya Idulfitri yang tinggal menghitung jam.
Tradisi pawai obor ini telah berlangsung turun-temurun, menjadi bagian tak terpisahkan dari masyarakat Ranomeeto setiap menjelang Lebaran.
Ketua Panitia Pelaksana, AKBP Didik Erfianto, mengungkapkan bahwa kegiatan ini bukan sekadar seremonial, tetapi juga ungkapan syukur setelah sebulan penuh menjalani ibadah Ramadan.
“Di satu sisi, warga merasakan bahagia menyambut kemenangan, dan di sisi lain ada rasa sedih meninggalkan bulan suci Ramadan. Itulah yang membuat pawai obor ini begitu bermakna bagi kami,” ujar Didik.
Pawai dimulai dari Lapangan Sorumba dan kembali berakhir di tempat yang sama setelah menempuh perjalanan sepanjang 3 kilometer.
Sepanjang rute, tawa dan nyanyian takbir menggema, menciptakan suasana khidmat sekaligus meriah. Kegiatan ini berlangsung aman dengan pengawasan panitia serta aparat kepolisian dari Polsek Ranomeeto, Koramil Ranomeeto, Babinsa, dan Banser.
“Seluruh peserta berasal dari masjid-masjid di kedua desa, ditambah warga sekitar yang turut serta. Alhamdulillah, dari tahun ke tahun partisipasi warga terus bertambah, menunjukkan bahwa tradisi ini masih sangat dicintai,” pungkas Didik.
Malam semakin larut, tetapi semangat warga Ranomeeto belum juga pudar. Dengan cahaya obor yang perlahan meredup, mereka kembali ke rumah masing-masing, membawa kebahagiaan dan kenangan hangat tentang pawai obor yang kembali menyatukan mereka di penghujung Ramadan 2025. (B/ST)
Laporan: Bambang Sutrisno