SULTRATOP.COM, KENDARI – Penolakan warga terhadap upaya konstatering lahan eks PGSD di Kelurahan Kadia berujung ricuh. Bentrokan tak terhindarkan saat massa melempari aparat dengan batu, hingga Kapolresta Kendari, Kombes Pol Edwin Louis Sengka, mengalami luka pada dagu dan bibir setelah terkena lemparan dari arah kerumunan.
Proses upaya konstatering oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Kendari di lahan eks PGSD itu semula berlangsung dengan pengawalan aparat gabungan. Namun situasi memanas ketika petugas berusaha masuk ke lokasi lahan sengketa, sementara warga bersikukuh mempertahankan area tersebut.
Ketegangan mencapai puncaknya saat aparat mencoba memukul mundur barisan warga. Massa yang menolak proses konstatering membalas dengan melemparkan batu ke arah petugas. Hujan batu membuat aksi saling dorong tak terhindarkan dan suasana berubah tidak terkendali.
Di tengah kondisi memanas itu, Kapolresta Kendari, Kombes Pol Edwin Louis Sengka yang berada di barisan depan untuk menenangkan massa justru menjadi korban lemparan batu. Lemparan dari arah kerumunan menyebabkan cedera pada dagu dan bibirnya. Meski terluka, aparat keamanan tetap berupaya mengendalikan situasi di lapangan.
Warga setempat mengaku kecewa dan merasa hak mereka terancam oleh proses konstatering. Linda, salah seorang warga, menyayangkan tindakan represif yang terjadi dan menegaskan bahwa warga hanya berusaha bertahan.
“Kami di sini hanya berjuang. Ini bentuk penolakan kami karena kami merasa ini tidak adil,” ujarnya.
Bentrokan akhirnya mereda setelah aparat mengambil tindakan tegas dan terukur dengan menembakkan gas air mata untuk memukul mundur massa menjauh dari lokasi objek sengketa.
Setelah kondisi kembali kondusif, petugas BPN Kota Kendari langsung melakukan pengukuran batas lahan. Proses pengukuran berlangsung di bawah pengawalan ketat aparat gabungan guna mengantisipasi terjadinya bentrokan susulan. (A/ST)
Laporan: Adam


















