SULTRATOP.COM, LAWORO – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Muna Barat (Mubar) menebang tiga pohon jati yang berada di Hutan Matakidi, Kecamatan Barangka pada 31 Januari 2024.
Kepala DLH Mubar La Edi mengaku penebangan pohon jati itu untuk keselamatan bersama. Pohon yang ditebang juga dipilih yang berpotensi tumbang saat ada angin kencang.
Namun, keterangan berbeda diungkapkan oleh Kepala Seksi Pengelolaan Sampah DLH Mubar, La Ntalasa. Sebagai penanggung jawab yang melakukan pembersihan di Hutan Matakidi, La Ntalasa mengaku tidak menebang pohon jati itu.
“Kita tidak tahu ada penebangan pohon jati itu. Kita di Hutan Matakidi cuman melakukan pembersihan sampah dan memotong rumput liar. Jadi, kita di sana cuman membersihkan sampah,” kata La Ntalasa ditemui di kantornya, Selasa (6/2/2024).
La Ntalasa juga mengaku dirinya bersama para anggotanya melihat proses penebangan pohon jati tersebut. Namun, mereka tidak tahu menahu orang yang menebang pohon jati tersebut.
“Saya lihat ada lima pohon jati yang ditebang, sebelah kiri dua pohon dan sebelah kanan tiga pohon jati. Saya tidak kenal orangnya (yang menebang), yang jelas ada orang dari PLN Raha datang dan memanjat pohon,” terangnya.
Ia melanjutkan, selama membersihkan sampah di Hutan Matakidi, tidak pernah ada perintah dari atasannya untuk menebang pohon di hutan itu.
“Kita cuman membabat di bagian kanan dan masih ada bekasnya sampai sekarang,” ungkapnya lagi.
La Ntalasa menegaskan pihaknya bekerja di Hutan Matakidi bukan menebang pohon jati, tetapi membersihkan sampah dan membabat tanaman liar seperti bunga bangkai.
“Saya tidak punya hak untuk menebang pohon jati. Saya juga tidak tahu, DLH Mubar yang mana yang menebang pohon,” tegasnya.
Sementara, Kepala DLH Mubar, La Edi ditanya soal stafnya yang menebang pohon jati di Hutan Matakidi menjawab tidak tahu. Namun, ia mengaku bertanggung jawab dengan tiga pohon jati yang ditebang itu.
“Kenapa, ahhh nda tahu mi saya itu. Kita bertanggung jawab. Saat pohon jati itu ditebang tidak ada juga saya. Saya cuman bersurat saja ke PLN Raha. Saya tidak tahu di lapangan, apakah staf saya ini tebang pohon atau apalah itu,” tuturnya.
La Edi menanyakan apa yang dipersoalkan dengan pohon jati itu. Padahal, penebangan ini dilakukan semata-mata untuk keselamatan karena berpotensi tumbang.
La Edi mengaku dalam surat resmi yang dilayangkan kepada PLN Raha berbunyi bahwa ia tidak menentukan jenis pohon yang akan ditebang. Ia juga memberitahukan ke PLN Raha bahwa ada kegiatan penebangan pohon di hutan Matakidi yang berpotensi tumbang.
“Begitu saja surat saya, masa saya mau kendalikan orang di lapangan. Kan tidak ada saya waktu penebangan itu,” bebernya.
Kepala Unit Layanan PLN Raha, Dambarudin mengatakan, di lokasi Hutan Matakidi jaringan listriknya memang sempat padam akibat pohon tumbang. Untuk itu, pihaknya mengakomodir permintaan dari DLH Mubar.
Di Hutan Matakidi pihaknya cuma menemani untuk mengamankan jaringan, takutnya saat proses penebangan mengenai jaringan listrik.
“Kita (PLN) hanya mengawasi agar tidak kena jaringan listrik. Kita melaksanakan tugas sesuai surat yang kami terima,” terangnya. (—–)
Kontributor: Adin
Editor: Ilham Surahmin