26 December 2024
Indeks

Jelajahi Gua Laumehe: Stalaktit Megah dan Kolam Eksotis di Perut Bumi Buton Tengah

  • Bagikan
Gua Laumehe Jelajahi Gua Laumehe: Stalaktit Megah dan Kolam Eksotis di Perut Bumi Buton Tengah
Formasi batuan stalaktit dan stalagmit yang telah terbentuk selama ribuan tahun di Gua Laumehe, Buton Tengah. (Foto: ISTIMEWA)

SULTRATOP.COM, BUTON TENGAH – Tersembunyi di Desa Wisata Wantopi, Mawasangka Timur, Gua Laumehe menawarkan keajaiban alam yang memukau. Dengan stalaktit megah yang menjuntai anggun dan kolam air payau yang eksotis di ujungnya, gua ini menjadi destinasi wisata yang wajib dikunjungi bagi pencinta petualangan alam.

Memasuki gua ini, pengunjung langsung disambut oleh keindahan formasi batuan yang telah terbentuk selama ribuan tahun. Stalaktit dan stalagmit menjulang anggun, menciptakan harmoni visual yang begitu memikat. Pemandangan ini semakin sempurna dengan adanya penerangan lampu listrik yang dipasang di sepanjang koridor besi sejauh 200 meter. Lampu-lampu tersebut memperjelas detail ornamen gua, membuat pilar-pilar batu yang berdiri megah terlihat lebih memesona.

Iklan Astra Honda Motor Sultratop

Koridor besi yang menyerupai jembatan ini menjadi fasilitas andalan bagi pengunjung. Dengan struktur yang kokoh, koridor ini memudahkan wisatawan menikmati keindahan gua tanpa rasa khawatir. Di beberapa titik, jalur ini diperluas untuk memberikan ruang bagi pengunjung yang ingin berfoto dengan latar unik ornamen gua.

Setelah melewati koridor, pengunjung akan menjumpai terowongan sepanjang 200 meter lainnya yang belum dilengkapi fasilitas serupa. Di ujung gua, terdapat kolam air payau yang menjadi daya tarik bagi para penyelam gua atau cave diver. Kolam ini juga dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk kebutuhan sehari-hari.

Koridor Laumehe Jelajahi Gua Laumehe: Stalaktit Megah dan Kolam Eksotis di Perut Bumi Buton Tengah
Koridor besi menyerupai jembatan yang menjadi fasilitas andalan bagi pengunjung untuk menjelajah Gua Laumehe. (Foto: ISTIMEWA)

Sumarlin, seorang penggiat wisata ekstrem, menyebut Gua Laumehe sebagai salah satu destinasi gua terbaik yang pernah ia kunjungi. “Penataan fasilitas di sini sangat baik, mulai dari jembatan besi hingga lampu-lampu yang memperindah ornamen gua. Pengunjung juga bisa menikmati keindahan tanpa harus merayap seperti di kebanyakan gua,” ujarnya.

Ia juga menyoroti keberadaan kolam air payau di ujung gua yang sering dieksplor oleh para penyelam. “Menariknya, gua ini menyediakan beberapa titik khusus untuk swafoto dengan latar ornamen yang megah,” tambahnya.

Lokasi Gua Laumehe cukup strategis. Dari jalan poros desa, pengunjung hanya perlu mendaki sejauh 70 meter. Tiket masuknya pun sangat terjangkau, yakni Rp25 ribu untuk dewasa dan Rp10 ribu untuk anak-anak. Dengan tarif ini, wisatawan sudah mendapatkan perlengkapan seperti helm pelindung, senter, serta didampingi oleh pemandu lokal yang siap membantu eksplorasi.

Gua Laumehe Buteng Jelajahi Gua Laumehe: Stalaktit Megah dan Kolam Eksotis di Perut Bumi Buton Tengah
Penerangan lampu listrik semakin memperindah ornamen di Gua Laumehe. (Foto: ISTIMEWA)

Dengan segala keindahan dan fasilitas yang ditawarkan, Gua Laumehe menjadi destinasi yang tak boleh dilewatkan bagi pencinta wisata alam. Jelajahi pesona tersembunyi ini dan rasakan sendiri keajaiban yang tersimpan di perut bumi Buton Tengah.

Pemkab Kembangkan Fasilitas

Gua Laumehe awalnya adalah sumber air tawar bagi warga setempat. Dalam gua ini terdapat beberapa titik berkumpulnya air yang menetes dari stalagtit. Air inilah yang menjamin kebutuhan air warga di kala kekeringan melanda sekalipun.

Sebelumnya gua itu dikelola oleh Pemerintah Desa Wantopi. Pada 2023 yang lalu diambil alih oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buteng dan dikelola oleh Dinas Pariwisata.

Sejak diambil alih, Pemkab juga mulai mengucurkan anggaran untuk pembangunan faslitasnya berupa koridor untuk memudahkan wisatawan menyusuri gua. Selain itu, pemandu wisata terlatih juga disiapkan.

Swafoto di Laumehe Jelajahi Gua Laumehe: Stalaktit Megah dan Kolam Eksotis di Perut Bumi Buton Tengah
Pengelola Gua Laumehe memberikan ruang bagi pengunjung yang ingin berfoto dengan latar unik ornamen gua. (Foto: ISTIMEWA)

Pemandu Wisata Gua Laumehe, Wiko Wahyu mengatakan pembangunan memang masih tahap awal. Selanjutnya akan dibangun koridor tambahan agar memudahkan akses ke ujung gua di mana terdapat kolam permandian.

Kolam permandian di ujung gua ini punya keunikan tersendiri. Bila air laut surut maka rasanya tawar, tapi kalau air laut pasang maka rasanya payau. Ini kemungkinan air kolam itu terhubung dengan laut karena jaraknya yang hanya sekitar 1 kilometer dari pinggir laut.

Untuk menjaga kebersihan gua, pengunjung dilarang makan atau membawa makanan di dalam gua agar sampahnya tidak dibuang dalam gua. Kata Wiko, pengunjung selalu makan di luar gua, meski memang belum ada gazebo yang disiapkan.

Akses ke Gua Laumehe

Dari pusat kota Kabupaten Buton Tengah di Kecamatan Lakudo, jarak yang ditempuh untuk mengunjungi gua Laumehe Desa Wisata Wantopi sejauh 39 kilometer (km). Perjalanan membutuhkan waktu sekira satu jam di jalan yang sudah teraspal.

Untuk ke Buton Tengah, pertama lewat Kota Kendari, Anda bisa memilih naik kapal cepat ke Raha, Kabupaten Muna melalui Pelabuhan Nusantara Kendari. Tiba di Pelabuhan Raha, Anda melanjutkan perjalanan ke Buton Tengah, bisa menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat dengan waktu tempuh sekitar dua jam.

Anda juga bisa memilih naik kapal cepat dari Kendari ke  Baubau. Tersedia juga akses penerbangan ke Baubau. Setelah tiba di Baubau, Anda dapat melanjutkan perjalanan lagi menggunakan perahu motor dari Pelabuhan Katinting menuju ke Pelabuhan Wamengkoli, Buteng. Waktu tempuhnya hanya sekitar 45 menit saja.

Jika dari Kendari dan ingin membawa kendaraan sendiri ke Buteng, Anda bisa memilih jalur Pelabuhan Feri Torobulu di Konawe Selatan yang menuju Pelabuhan Tampo di Muna. Kemudian Anda bisa melanjutkan perjalanan ke Buteng dengan waktu tempuh kurang lebih tiga jam. (===)

Reporter: Tim Redaksi

Editor: Jumriati

IKUTI BERITA DAN ARTIKEL KAMI


  • Bagikan