SULTRATOP.COM, KENDARI – PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau Pelni resmi merilis jadwal pelayaran KM Sabuk Nusantara 78 untuk bulan November 2025. Kapal perintis ini akan melayani rute pulang-pergi dari Kendari menuju Bobong, Tikong, Banggai, Luwuk, Ampana, dan Gorontalo, sebelum kembali ke Kendari melalui jalur yang sama.
Selama periode tersebut, KM Sabuk Nusantara 78 dijadwalkan dua kali bersandar di Pelabuhan Kendari, yakni pada 9 November dan 23 November 2025.
Berikut jadwal lengkap KM Sabuk Nusantara 78 November 2025
9 November
- Tiba di Kendari pukul 12.00
13 November
- Berangkat dari Kendari menuju Bobong pukul 10.00
14 November
- Tiba di Bobong pukul 07.00, berangkat ke Tikong pukul 12.00
- Tiba di Tikong pukul 16.00, berangkat ke Banggai pukul 21.00
15 November
- Tiba di Banggai pukul 07.00, berangkat menuju Luwuk pukul 20.00
16 November
- Tiba di Luwuk pukul 07.00, berangkat menuju Ampana pukul 10.00
17 November
- Tiba di Ampana pukul 07.00, berangkat menuju Gorontalo pukul 16.00
18 November
- Tiba di Gorontalo pukul 07.00, berangkat menuju Ampana pukul 16.00
19 November
- Tiba di Ampana pukul 07.00, berangkat menuju Luwuk pukul 16.00
20 November
- Tiba di Luwuk pukul 13.00, berangkat menuju Banggai pukul 17.00
21 November
- Tiba di Banggai pukul 05.00, berangkat menuju Tikong pukul 20.00
22 November
- Tiba di Tikong pukul 07.00, berangkat ke Bobong pukul 09.00
- Tiba di Bobong pukul 13.00, berangkat ke Kendari pukul 16.00
23 November
- Tiba di Kendari pukul 13.00
Calon penumpang dapat membeli tiket melalui:
- Aplikasi Pelni atau situs resmi pelni.co.id.
- Kantor cabang Pelni Kendari dan agen penjualan resmi lainnya
- Aplikasi perbankan seperti Livin’ by Mandiri dan BCA Mobile
Pelni mengingatkan bahwa jadwal pelayaran dapat berubah sewaktu-waktu menyesuaikan kondisi operasional dan cuaca laut.
Dengan rute yang menjangkau berbagai wilayah di Indonesia Timur, KM Sabuk Nusantara 78 menjadi salah satu kapal perintis andalan Pelni untuk mendukung konektivitas antarpulau sekaligus mempermudah mobilitas masyarakat di kawasan timur Indonesia. (b-/ST)
Laporan: Putriani Amaliah
















