SULTRATOP.COM, KENDARI – Sebanyak 5 pasang calon Wali Kota Kendari membeberkan sikap mereka terhadap permasalahan perempuan dan anak jika terpilih menjadi Wali Kota Kendari di Pilkada Serentak 2024.
Sikap terhadap isu tersebut dibeberkan dalam debat kedua pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kendari yang diselenggarakan oleh KPU di salah satu hotel di Kendari pada Senin malam (11/11/2024).
Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak
Kasus kekerasan terhadap perempuan di Kota Kendari pada tahun 2021 hingga 2023 menunjukkan peningkatan dan ada kemungkinan akan terus bertambah lebih banyak karena tidak semua kasus dilaporkan.
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kendari melansir kasus kekerasan perempuan tahun 2023 sebanyak 26 kasus terdiri dari 10 kasus kekerasan psikis, 8 kasus fisik, 6 kekerasan seksual, dan 2 kasus penelantaran.
Sementara itu, periode Januari hingga Juni 2024 sistem informasi online perlindungan perempuan dan anak PPA Sultra mencatat 192 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Kota Kendari terburuk kedua se-Sultra dengan jumlah 23 kasus dan mayoritas dilakukan oleh orang terdekat.
Bentuk kekerasan yang dialami korban adalah kekerasan fisik, psikis, eksploitasi, penelantaran dan seksual. Angka tersebut bisa saja lebih banyak karena dimungkinkan ada yang tidak dilaporkan.
Pasangan nomor urut 3, Giona-Subhan mengatakan, kasus kekerasan perempuan semakin marak diakibatkan KDRT, kehidupan sosial dan lainnya. Sangat disayangkan masih banyak perempuan takut untuk menyuarakan hal itu.
“Saya 100 hari pertama menjadi Wali Kota Kendari akan membuatkan wadah untuk perempuan berkeluh kesah dan mengadu. Ayo jangan malu, jangan takut, jangan mau ditindas, jangan karena kita perempuan mau dibatasi ruang geraknya. Kita amankan, kita dengarkan dan kita bantu kasus ini sampai dengan selesai di pihak berwajib,” ungkap Giona.
Pasangan nomor urut 4, AJP-Asli mengatakan jika mereka terpilih akan memaksimalkan DP3A yang di dalamnya ada UPT untuk menangani persoalan tersebut.
“Kami juga akan menginisiasi terbentuknya Komisioner Perlindungan Anak Daerah (KPAD) untuk membangun rumah aman serta memperketat pengawasan. Di dalam program kami, kami sudah punya sistem informasi pengaduan yang terkoneksi dengan pihak kepolisian,” tutur Aksan.
Paslon itu juga akan menjadikan kota Kendari sebagai smart city yang hampir semua titik akan dipasangkan CCTV untuk mengurangi kekerasan. Menurut Aksan, salah satu penyebab kekerasan tersebut adalah banyaknya penyalahgunaan narkoba.
Ekonomi dan Pengentasan Pengangguran Perempuan
Paslon nomor urut 5, Rasak-Afdhal menyebut peran perempuan sangat penting dalam pembangunan Kota Kendari.
“Strategi ke depan kami punya gelang remaja dan rumah kreatif. Ini pohonnya. Di dalamnya ada pembinaan UMKM termasuk perempuan,” ungkap Rasak.
Pasangan tersebut mengaku akan merangkul organisasi-organisasi perempuan di Kota Kendari. Juga menyiapkan dorongan peralatan sesuai spesifikasi usaha.
Serta dorongan permodalan dengan dua pendekatan, yaitu kerja sama dengan bank, swasta dan pemerintah di Kota Kendari serta memberikan dorongan APBD dengan nilai hingga Rp500 juta.
Pasangan nomor urut 2, Yudhi-Nirna menilai Kota Kendari membutuhkan keterampilan perempuan. Menurut mereka, perempuan juga harus tampil pada perekonomian di Kota Kendari.
“Kita sudah menyiapkan langkah juga, seperti pelatihan kewirausahaan, dan juga bagaimana mereka mengatur usahanya sehingga bisa mendapatkan bantuan yang cukup,” tutur Yudhi.
Lanjutnya, era digitalisasi juga sangat penting, sehingga para perempuan harus diajari bagaimana bekerja di platform media sosial.
Kata Yudhi, rumah produksi, rumah kemasan, rumah ekspor dan rumah kreatif untuk kaum difabel, salah satunya untuk menunjang investasi besar-besaran di Kota Kendari.
Paslon nomor urut 1, Siska-Sudirman mengaku akan mewujudkan penuntasan pengangguran di Kota Kendari. Dasar paslon tersebut untuk mencegah pengangguran terhadap perempuan adalah memberikan pengetahuan lebih dan peningkatan skill untuk masyarakat.
Mereka merujuk pada data BPS bahwa saat ini indeks pembangunan gender Kota Kendari sudah cukup tinggi yaitu 94,48 persen pada 2023, sementara indeks pemberdayaan gender 81,2 persen.
“Berarti menunjukkan pemberdayaan gender di Kota Kendari dalam pengentasan pengangguran sudah sangat relevan. Saat ini, perempuan sudah diberdayakan oleh pemerintah kota sesuai bidangnya masing-masing,” tutur Siska.
Sementara paslon nomor urut 3, Giona-Subhan berkomitmen untuk bertanggung jawab penuh terhadap permasalahan perempuan yang sudah terjadi di Kota Kendari.
Menurut Giona, perempuan dan ibu di Kendari dapat berdaya saing dan sejahtera dengan memberikan program kredit usaha mandiri untuk perempuan, dan menyediakan 15 ribu lapangan kerja dalam kurun waktu 5 tahun.
Ia juga akan memastikan perempuan dapat mengembangkan bisnis secara aman dan berkelanjutan. Untuk perempuan yang bekerja, pasangan itu akan mendukung dengan menyediakan public day care, ruang laktasi di pemerintahan, dan ruang-ruang publik di Kota Kendari. (A/ST)
Kontributor: Ismu Samadhani