SULTRATOP.COM, TORAJA UTARA — Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Andi Sumangerukka (ASR), menegaskan komitmennya untuk memajukan sektor pariwisata yang terintegrasi dan berkelanjutan di Pulau Sulawesi. Hal ini disampaikan dalam Seminar Nasional bertajuk “The Legend of Pongtiku II” yang berlangsung di Kecamatan Rantepao, Toraja Utara, pada Senin, 7 Juli 2025).
Dalam seminar ini, ASR, yang juga menjabat sebagai Ketua Badan Kerjasama Pembangunan Regional Sulawesi (BKPRS), memaparkan visi besar untuk mengembangkan potensi pariwisata pulau Sulawesi melalui kolaborasi lintas provinsi.
Gubernur Sultra Andi Sumanggerukka (ASR) sebagai salah satu narasumber, juga selaku Ketua Badan Kerjasama Pembangunan Regional Sulawesi (BKPRS) di kegiatan ini dengan lugas memaparkan potensi kerja sama antarprovinsi di sektor pariwisata yang terintegrasi di Pulau Sulawesi.
Pendekatan pengembangan pariwisata yang melibatkan pihak dan sektor terkait untuk menciptakan pengalaman wisata yang holistic dan berkelanjutan dengan melibatkan semua pihak untuk berkolaborasi mencapai tujuan bersama.
Tujuan pariwisata terintegrasi guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan aksesibilitas darat, laut dan udara se-pulau Sulawesi, meningkatkan kunjungan wisatawan domestic dan asing, mendorong promosi dan investasi, melestarikan budaya dan lingkungan serta pemberdayaan Masyarakat.
“Di samping pariwisata, keberlanjutannya dari sisi pengelolaan, sosial ekonomi, budaya dan lingkungan,” lugas ASR.
ASR juga menyampaikan bahwa kinerja Pariwisata Pulau Sulawesi berada di peringkat ketiga setelah Pulau Jawa dan Sumatera sesuai data Badan Pusat Statistik. 59% Wisatawan Nusantara di Pulau Sulawesi menggunakan angkutan darat pribadi, meski dengan kualitas infrastruktur jalan tidak sebaik pulau jawa.
Mantan Pangdam Hasanuddin itu menekankan pentingnya pendekatan pembangunan yang terintegrasi lintas sektor. Menurutnya, kekayaan sumber daya alam Sulawesi Tenggara, baik di bidang pertambangan, perikanan, pertanian, termasuk pariwisata perlu dikelola secara terpadu demi mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan.
“Pariwisata tidak bisa berdiri sendiri. Ia harus terhubung dengan sektor-sektor lain dan membuka akses terhadap wilayah hinterland,” jelasnya.
Pulau Sulawesi memiliki sejumlah destinasi wisata kelas dunia di antaranya Toraja, Geopark Maros Pangkep, Likupang, Wakatobi, Karts Liangkobori, Keraton Buton, Taman Nasional Lore Lindu, Kepulauan Toggean, Luwuk Banggai dan Labengki-Sombori.
“Destinasi Wisata Kelas Dunia tersebar di sejumlah provinsi dalam Pulau Sulawesi termasuk wisata Bahari yang semua zonanya saling terhubung secara geografis dan potensi. Oleh karenanya diperlukan tindak lanjut dalam bentuk MOU antar Gubernur se-Sulawesi untuk pengembangan Pariwisata se-Sulawesi yang terintegrasi dan berkelanjutan,“ ungkap ASR.
Kegiatan ini menghadirkan narasumber di antaranya Gubernur Sulawesi Utara, Gubernur Sulawesi Tenggara yang juga selaku Ketua Badan Kerjasama Pembangunan Regional Sulawesi (BKPRS), Gubernur Kalimantan Utara, Ketua badan percepatan pengentasan kemiskinan RI, Kadis Kominfo Sulsel mewakili Gubernur Sulawesi Selatan, serta Rektor UKI Toraja.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Masyarakat Toraja Indonesia (PMTI) dan Universitas Kristen Indonesia Toraja ini diharapkan mampu menghasilkan poin penting di antaranya terpetakannya peran strategis Sulawesi dalam mendukung integrasi Nasional, Tersusunnya rekomendasi kebijakan dan langkah konkret penguatan jejaring antar wilayah, serta tumbuhnya kesadaran kolektif akan pentingnya konektifitas sulawesi dengan wilayah Timur Indonesia. (b-/ST)
Kontributor: Ismu Samadhani