SULTRATOP.COM, KENDARI — Sejak dilantik menjadi Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Andi Sumangerukka (ASR) memiliki komitmen kuat untuk meningkatkan infrastruktur daerah yang ada.
Komitmen tersebut termasuk dalam salah satu dari empat program prioritasnya, yaitu infrastruktur, pendidikan, kesehatan, serta ketahanan pangan berbasis agromaritim.
Kali ini, orang nomor satu di Sultra itu tengah mendorong Bandar Udara (Bandara) Haluoleo Kendari yang terletak di Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) untuk membuka penerbangan internasional.
Hal tersebut menjadi langkah strategis untuk memperkuat konektivitas daerah, mempercepat pertumbuhan ekonomi, serta membuka peluang kerja baru bagi masyarakat.
Selain mempermudah mobilitas masyarakat, penerbangan internasional juga akan membuka peluang ekspor komoditas unggulan Sultra seperti perikanan, hasil bumi, dan produk industri hilirisasi nikel.
Langkah ini merupakan upaya Pemprov Sultra dalam meningkatkan konektivitas, investasi, dan pariwisata Sultra agar sejajar dengan daerah maju lainnya di Indonesia. Saat ini, Gubernur ASR tengah bernegosiasi intensif dan mempersiapkan rekomendasi yang dibutuhkan untuk mempercepat pembukaan penerbangan internasional.
Upaya tersebut merupakan langkah awal dari banyak langkah selanjutnya yang akan dilakukan. Jika penerbangan internasional sudah dimulai, berarti standar bandara telah memenuhi syarat, dan hal itu akan membuat perekonomian Sultra semakin menggeliat di berbagai sektor.
Wakil Gubernur Sultra, Hugua, mengatakan bahwa Kadin Sultra bersama Cocos Travel saat ini sedang menjajaki kerja sama untuk mencarter maskapai Southern China, yang akan terbang dari Guangzhou ke Kota Kendari.
“Pak Gubernur sudah bertemu dengan pihak bandara, bea cukai, dan Pertamina. Standar bandara oke, Pertamina sangat oke, kemudian bea cukai juga oke, dan persyaratan untuk penerbangan sudah terpenuhi,” tutur Hugua saat ditemui di Kendari, Rabu (5/11/2025).
Kata Hugua, semua tinggal menunggu momentum dengan harapan Mei 2026 sudah bisa terealisasi. Jika penerbangan internasional itu terbuka, kurang lebih 56 ribu orang Cina dalam sebulan bisa masuk ke Sultra.
“Kalau ini jalan maka pasti wisatawan dari Tiongkok itu akan membanjiri Sultra. Saya percaya dengan Wakatobi dan klaster di sekitarnya yaitu, klaster Buton, Liangkabori Muna, Rawa Aopa, Pulau Padamarang, Matarombeo, air panas Wawolesea, Teluk Kendari, mangrove terbesar di Butur,” ujarnya.
Dengan hadirnya penerbangan dari Southern China tersebut, delapan klaster kalender event yang akan ditetapkan tanggalnya dan dipromosikan secara internasional dan terus menerus bakal menjadi primadona pariwisata Sultra ke depan.
Hal itu diyakini akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang signifikan di Sultra. Untuk itu, Kadin Sultra tengah berupaya mendorong lahirnya UMKM baru dari kalangan mahasiswa agar dapat memanfaatkan momentum tersebut nantinya. (Adv)
IKUTI BERITA DAN ARTIKEL KAMI
