SULTRATOP.COM – Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Andi Sumangerukka (ASR), menegaskan bahwa pembangunan kesehatan menjadi prioritas dalam pemerintahannya. Ia berkomitmen menekan angka stunting dan memperluas akses layanan kesehatan hingga pelosok kepulauan, agar seluruh warga Sultra dapat menikmati hak yang sama untuk hidup sehat dan produktif.
Sejak awal kepemimpinannya, ASR telah menempatkan sektor kesehatan sebagai salah satu dari empat program prioritas bersama pendidikan, infrastruktur, dan ketahanan pangan berbasis agromaritim. Fokus tersebut dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sultra Tahun 2025–2029 sebagai arah kebijakan jangka menengah.
Menurut ASR, keberhasilan pembangunan bangsa dan daerah di masa depan sangat ditentukan oleh kualitas generasi saat ini. Ia menegaskan, hanya dengan generasi yang sehat, cerdas, dan produktif, Indonesia dapat melangkah maju dan bersaing di era global.
Secara geografis, Provinsi Sultra memiliki wilayah kepulauan, pesisir, dan pegunungan yang sulit dijangkau. Kondisi tersebut membuat akses kesehatan masih menjadi persoalan besar, ditambah dengan kekurangan tenaga medis di daerah terpencil dan masih tingginya beban penyakit menular.
Dalam peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-61 yang dilaksanakan di pelataran tugu Eks-MTQ Kendari, Minggu (9/11/2025), Gubernur ASR melalui Sekda Asrun Lio menegaskan bahwa pembangunan kesehatan bukan hanya menjadi tanggung jawab Dinas Kesehatan (Dinkes) atau fasilitas pelayanan kesehatan semata, tetapi merupakan urusan bersama seluruh elemen bangsa.
“Kami mengajak seluruh masyarakat untuk terus menjaga gaya hidup sehat, serta bersama-sama mendukung keberhasilan pembangunan kesehatan di Sultra,” kata ASR.
Ia menambahkan, kegiatan HKN ke-61 di Sultra tidak hanya menjadi momentum refleksi bagi insan kesehatan, tetapi juga menjadi ajang penguatan kolaborasi antar-sektor dalam mewujudkan masyarakat yang sehat, tangguh, dan produktif, sesuai dengan semangat tema nasional “Generasi Sehat, Masa Depan Hebat.”
Untuk mewujudkan visi tersebut, Pemprov Sultra di bawah kepemimpinan ASR menetapkan empat fokus pembangunan kesehatan yang terus digalakkan.
1. Percepatan penurunan stunting
Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, prevalensi stunting nasional tercatat 19,8 persen, masih di atas target nasional sebesar 14 persen. Di Sultra, prevalensi stunting nasional menurun dari 30 persen pada 2023 menjadi 26,1 persen pada 2024.
Dalam rapat penilaian kinerja percepatan penurunan stunting kabupaten kota se-Sultra pada 21 Oktober 2025, Gubernur ASR melalui Sekda menekankan perlunya intervensi spesifik dan sesitif seperti pemberian tablet tambah darah bagi ibu hamil dan remaja putri, penyediaan makanan tambahan, serta peningkatan sanitasi dan air bersih.
Ia juga menyerukan kolaborasi lintas sektor mulai dari pemerintah pusat, daerah, akademisi, komunitas, swasta, hingga media massa.
2. Pengendalian penyakit menular dan tidak menular
Pemprov Sultra juga fokus menekan penyebaran penyakit menular seperti DBD, TBC, dan HIV/AIDS, sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penyakit tidak menular seperti diabetes, hipertensi, dan jantung.
Melalui kerja sama lintas sektor, ASR mendorong peningkatan deteksi dini, vaksinasi, serta penyediaan layanan pengobatan dan rehabilitasi yang mudah diakses hingga tingkat desa. Edukasi gaya hidup sehat juga menjadi bagian penting dari program ini.
3. Peningkatan kesehatan ibu dan anak
Gubernur ASR menilai bahwa kesehatan ibu dan anak merupakan indikator utama keberhasilan sistem kesehatan daerah. Untuk itu, Pemprov Sultra berkomitmen memperluas akses pelayanan kesehatan ibu hamil, bayi, dan balita, terutama di wilayah terpencil dan kepulauan.
Program itu mencakup penyediaan tenaga bidan dan dokter di daerah dengan risiko tinggi, peningkatan kualitas pelayanan di puskesmas, serta edukasi keluarga tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan dan imunisasi dasar lengkap.
4. Penguatan sistem kesehatan daerah
Pembangunan kesehatan melalui penguatan sistem itu dilakukan guna memastikan pelayanan kesehatan yang lebih merata dan berkualitas bagi seluruh masyarakat Sultra.
ASR menekankan perlunya tata kelola yang transparan, integrasi data kesehatan, serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia di sektor kesehatan. Ia juga tengah gencar memperkuat infrastruktur, termasuk fasilitas rumah sakit, puskesmas, dan layanan telemedis untuk menjangkau masyarakat di wilayah sulit akses.
Melalui 4 fokus tersebut, Gubernur ASR menegaskan bahwa pembangunan sektor kesehatan bukan hanya soal fasilitas fisik, tetapi juga sistem, akses, dan kualitas layanan yang berkelanjutan. Langkah-ke depan akan sangat tergantung pada implementasi, monitoring, dan keterlibatan masyarakat serta pemangku kepentingan. (Adv)
















