SULTRATOP.COM, KENDARI – Olahraga lari semakin digemari oleh masyarakat Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra). Pagi dan sore hari, fasilitas umum ramai oleh warga yang berlari dan bersantai, menunjukkan meningkatnya kesadaran terhadap aktivitas fisik, terutama lari.
Fenomena ini turut membuka peluang baru bagi fotografer lokal yang memanfaatkan momen untuk mengabadikan aksi para pelari. Dokumentasi tersebut bukan hanya menjadi kenangan pribadi, tetapi juga populer sebagai konten media sosial. Banyak pelari rela membayar untuk mendapatkan foto terbaik dari para fotografer profesional.
Dandi, salah seorang fotografer yang sering memotret di Kolam Retensi Boulevard Kendari, mengaku telah lama berkecimpung dalam dunia fotografi, namun baru menekuni fotografi olahraga lari empat bulan terakhir.
“Ini jadi salah satu sumber pendapatan yang menguntungkan. Banyak pelari meminta foto atau video untuk keperluan konten, apalagi tren lari saat ini sedang tinggi,” ujar Dandi kepada Sultratop.com, Sabtu (14/12/2024).
Dandi menjelaskan bahwa ia memanfaatkan aplikasi FotoYu untuk menjual hasil karyanya, baik berupa foto maupun video.
“Saya pribadi selalu mengarahkan orang-orang ke aplikasi FotoYu untuk membeli gambar dan videonya, karena kami tidak menerima pembayaran tunai,” tambahnya.
Harga yang ditawarkan cukup terjangkau. Satu foto dihargai Rp10 ribu, sementara video berdurasi 15-30 detik dihargai Rp15 ribu.
Sementara itu, Ari, fotografer lain yang sering mengambil foto di kawasan MTQ, Masjid Al Alam, dan Kolam Retensi Kendari, mengatakan bahwa kualitas hasil foto dan video yang ia hasilkan berbeda karena menggunakan perlengkapan khusus dan teknik fotografi yang bernilai seni tinggi.
“Harga foto yang saya jual berkisar Rp25 ribu, kalau video Rp50 ribu,” ungkap Ari yang sudah menggeluti fotografi lari selama lima bulan terakhir bersama beberapa rekannya.
Di sisi lain, para pelari mengaku senang dengan kehadiran fotografer di lokasi olahraga mereka. Rahmat Anugrah, seorang pelari sekaligus pengunjung Kolam Retensi Boulevard Kendari, mengatakan bahwa dokumentasi menjadi bagian yang ia nantikan setelah berolahraga.
“Menyenangkan rasanya memiliki foto setelah lari. Setelahnya, kami bisa duduk santai sambil melihat-lihat foto bersama teman, untuk konten Instagram atau status WhatsApp,” ujarnya.
Fenomena ini menunjukkan bahwa tren olahraga lari tidak hanya berdampak pada kesehatan, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru di Kendari. (A/ST)
Penulis: Bambang Sutrisno