SULTRATOP.COM, MUNA BARAT – Festival lomba mancing dan tangkap ikan yang digelar Pemerintah Desa (Pemdes) Lakabu bersama karang taruna sukses memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) Muna Barat ke-11 sekaligus HUT Kemerdekaan RI ke-80, Sabtu (16/8/2025).
Festival ini juga menjadi ajang strategis untuk mempromosikan potensi Desa Lakabu. Tidak hanya dikenal sebagai desa yang memiliki lahan pertanian subur, Lakabu juga menyimpan kekayaan di sektor perikanan, perkebunan, hingga peternakan yang mulai berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir.
Melalui kegiatan semacam ini, pemerintah desa ingin menunjukkan bahwa Lakabu tidak kalah dengan desa lain di Muna Barat dalam hal potensi sumber daya alam maupun kreativitas masyarakatnya.
Festival tersebut mendapat sambutan masyarakat sangat luar biasa. Tercatat lebih dari 200 orang mendaftarkan diri untuk ikut serta dalam lomba mancing dan tangkap ikan. Jumlah itu bahkan melebihi ekspektasi panitia, karena peserta datang bukan hanya dari Desa Lakabu, tetapi juga dari desa-desa tetangga hingga dari luar Kabupaten Muna Barat.
Antusiasme tersebut menjadi bukti bahwa masyarakat rindu dengan kegiatan yang bernuansa kebersamaan sekaligus mengangkat potensi lokal. Festifal ini pun rencananya akan jadi agenda tahunan agar Desa Lakabu semakin dikenal luas.
“Festival ini pertama kali dilaksanakan di Desa Lakabu. Pendaftaran gratis dan terbuka untuk umum. Alhamdulillah, meski perdana, pesertanya bukan hanya dari Mubar tetapi juga dari luar daerah. Selebihnya peserta dari desa tetangga dan warga lokal. Antusiasme masyarakat sangat tinggi,” ujar Kepala Desa Lakabu,Ramli, saat ditemui di lokasi pemancingan.
Ia menjelaskan, spot memancing yang digunakan adalah kolam miliknya sendiri. Setiap peserta yang berhasil mendapatkan ikan dipersilakan membawa pulang hasil tangkapannya.
“Jenis ikan di kolam ini ada bawal, gabus, lele, nila, lohan, mujair, dan lainnya. Tadi saja ada peserta yang dapat bawal ukuran besar. Untuk lomba mancing, juara ditentukan dari jumlah ikan yang didapat,” jelasnya.
Hadiah yang disiapkan untuk juara lomba mancing yaitu juara I Rp1 juta, juara II Rp750 ribu, dan juara III Rp500 ribu. Sedangkan untuk lomba tangkap ikan, disediakan tiga unit handphone bagi juara I, II, dan III.
Selain lomba mancing dan tangkap ikan, pihak desa juga menggelar berbagai lomba lain, mulai dari balap karung, futsal, tarik tambang, hingga lomba anak-anak, demi memeriahkan HUT Kemerdekaan RI ke-80.
Festival Mancing dan Tangkap Ikan, Cara Promosikan Potensi Desa
Pemdes Lakabu bersama karang taruna menginisiasi festival ini bukan hanya sebagai hiburan, tetapi juga untuk memperkenalkan potensi besar yang ada di desa.
Sejak memimpin pada 2020, Ramli terus berupaya mengubah Desa Lakabu dari desa tertinggal menjadi desa berkembang. Menurutnya, banyak potensi yang bisa diandalkan, mulai dari pertanian, peternakan, perikanan, hingga perkebunan.
“Awalnya banyak lahan tidur di Desa Lakabu. Sekarang sudah produktif, jadi sawah, perkebunan sawit, tanaman pertanian, dan lainnya. Khusus beras, Desa Lakabu kini tidak lagi membeli dari luar, bahkan sudah bisa menjual,” ucapnya.
Ia menambahkan, sumber ekonomi warga berasal dari sawah, sawit, ternak sapi, tambak ikan, dan lainnya. Tambak ikan, misalnya, telah menjadi penggerak ekonomi setelah sebelumnya pemerintah desa membantu 20 kepala keluarga dengan percetakan tambak dan pengadaan bibit ikan.
Ramli menargetkan dalam dua hingga tiga tahun ke depan, Desa Lakabu bisa menjadi penghasil utama perkebunan kelapa sawit.
“Saya terus mengingatkan warga untuk bersama-sama memajukan desa, baik di bidang pertanian, perkebunan, peternakan maupun perikanan. Semua harus berjalan beriringan,” tuturnya.
Ia menjelaskan, mayoritas penduduk Desa Lakabu adalah perantau asal Sulawesi Selatan (sekitar 99 persen suku Bugis), selebihnya suku Sunda, Muna, dan lainnya.
Saat ini, Desa Lakabu memiliki 40 hektar sawah yang sudah berproduksi, sekitar 25 kepala keluarga yang berprofesi sebagai nelayan, serta warga lainnya yang menggeluti peternakan, perkebunan, dan tambak air tawar maupun air payau.
Dengan jumlah penduduk sekitar 320 jiwa (90 KK), Desa Lakabu juga disebut Ramli sudah mampu swasembada beras dan daging, dengan populasi sapi mencapai 500 ekor.
Meski dana desa relatif kecil, sekitar Rp640 juta, pihaknya tetap fokus pada pemberdayaan, pertanian, peternakan, dan perikanan. Sementara, Badan Usaha Milik Desa (BumDes) sudah bisa dikatakan mandiri.
“Meski daerah kami tergolong terpencil, Alhamdulillah Desa Lakabu kini sudah menjadi desa berkembang. Semua ini berkat kerja sama dengan masyarakat serta dukungan Pemkab Muna Barat,” pungkasnya. (B/ST)
Laporan: Adin