SULTRATOP.COM, MOROWALI – PT Vale Indonesia Tbk kembali menegaskan komitmennya dalam pelestarian budaya lokal melalui penyelenggaraan Festival Budaya Morowali untuk keempat kalinya. Festival yang berlangsung selama sepekan, 17–23 Desember 2025, ini menjadi ruang perjumpaan masyarakat untuk merayakan kekayaan budaya Bungku sekaligus memperkuat identitas lokal di tengah arus modernisasi.
Mengusung semangat melestarikan budaya, membangun masa depan, festival ini melibatkan masyarakat dari 13 desa binaan PT Vale di Morowali. Dua kegiatan utama yang menjadi pusat perhatian adalah lomba Mehule, permainan gasing tradisional yang menguji ketangkasan dan strategi, serta lomba Tarian Luminda yang sarat makna kegembiraan, persatuan, dan harmoni.
Head of External Relation Regional and Growth PT Vale Indonesia, Endra Kusuma, menegaskan bahwa festival ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan terhadap pembangunan berkelanjutan yang sejalan dengan nilai CARES PT Vale.
“Festival ini adalah wujud nyata kehadiran perseroan dalam menjaga keberlanjutan tradisi. Tidak sekadar mengakomodasi masyarakat untuk mementaskan seni dan budaya, tetapi juga menyampaikan pesan moral tentang kebersamaan dan pelibatan masyarakat desa binaan. Pembangunan berkelanjutan harus mencakup aspek budaya, adat, dan kearifan lokal, bukan hanya infrastruktur dan ekonomi,” ujar Endra.
Pelaksanaan festival ini melibatkan kolaborasi berbagai pihak, mulai dari pemerintah desa, dewan adat, tokoh masyarakat, hingga pemuda setempat. Karang Taruna di area pemberdayaan Indonesia Growth Project (IGP) Morowali berperan aktif sebagai penggerak kegiatan, menunjukkan bahwa pelestarian budaya merupakan tanggung jawab bersama antara perusahaan dan masyarakat.
Kepala Desa Ululere, Arman, menyambut baik kolaborasi tersebut. Ia berharap ke depan ragam kegiatan budaya yang ditampilkan dapat semakin diperluas. “Masih banyak tradisi dan budaya di daerah ini yang bisa kita kenalkan. Kami berharap lomba-lomba yang diadakan semakin beragam,” katanya.
Dukungan juga datang dari pemerintah daerah. Ketua Komisi I DPRD Morowali, Yopi Sabara, memberikan apresiasi atas konsistensi PT Vale dalam menggelar festival budaya. Menurutnya, kegiatan ini menjadi langkah konkret dalam menjaga identitas lokal.
“Kami memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada PT Vale. Sebagai generasi penerus, kita bertanggung jawab menjaga dan menyampaikan kepada masyarakat bahwa Morowali memiliki tradisi dan budaya yang menjadi perekat kebersamaan,” ujarnya.
Ia juga berharap festival ini dapat dikembangkan hingga skala kabupaten agar melibatkan seluruh desa dan kecamatan.
Tarian Luminda sendiri telah terdaftar sebagai warisan budaya tak benda Indonesia, sementara Mehule tengah dalam proses pendaftaran sebagai permainan tradisional yang berpotensi mendukung pengembangan ekonomi kreatif berbasis budaya.
Lebih dari sekadar perayaan seni dan tradisi, Festival Budaya Morowali menjadi simbol komitmen PT Vale Indonesia melalui IGP Morowali bahwa kemajuan dan modernisasi dapat berjalan seiring dengan pelestarian akar budaya. Festival ini juga menjadi ajang silaturahmi warga, penguatan peran pemuda, serta pengokohan nilai-nilai budaya di Kabupaten Morowali, khususnya di wilayah pemberdayaan PT Vale Indonesia. (—)







