SULTRATOP.COM, KENDARI – Pengamat ekonomi atau ekonom Sulawesi Tenggara (Sultra), Syamsir Nur menyebut efisiensi anggaran yang dilakukan oleh pemerintah pusat bisa menjadi pisau bermata dua terhadap perekonomian di Sultra.
Istilah pisau bermata dua merupakan kiasan untuk sesuatu yang bisa bermanfaat atau merugikan tergantung cara menggunakannya.
Syamsir menyebut, salah satu komponen pengeluaran dari pertumbuhan ekonomi Sultra adalah sektor pemerintahan. Sektor tersebut memiliki peran yang cukup besar di dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.
Selama ini, sumbangsih pengeluaran pemerintah terhadap perekonomian Sultra di bawah 20 persen. Meskipun tidak terlalu besar, namun di awal tahun peran belanja pemerintah sangat penting untuk mendinamisir perekonomian Sultra sebelum beralih ke sektor investasi maupun konsumsi pada pertengahan tahun.
Jika terjadi efisiensi maka boleh saja ada alokasi belanja untuk pelayanan publik maupun penyelenggaraan pemerintahan cenderung akan berkurang.
“Nah tentu efeknya ke pertumbuhan ekonomi yang merosot,” ungkapnya di Kendari pada Senin (3/3/2025).
Kendati demikian, efisiensi anggaran juga bisa berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Sultra jika digunakan oleh pemerintah untuk alokasi sumber daya yang lebih produktif.
Kata Syamsir, efisiensi yang dimaksud adalah bagaimana pemerintah melakukan pergeseran alokasi belanja pada sektor-sektor yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi atau pembangunan ekonomi.
“Kalau efisiensinya hanya semangat untuk mengurangi saja, tanpa melihat secara substansi apa yang menjadi upaya atau daya ungkit perekonomian, nah itu yang jadi problem,” tuturnya.
Jika pemerintah hanya bergantung pada belanja pemerintah pusat, maka ketika ada kebijakan pengurangan transfer, akan terimplikasi pada alokasi anggaran di Sultra.
Menurut syamsir, pemerintah daerah di tengah efisiensi anggaran harus perlahan-lahan melakukan upaya inovasi dan kreativitas di dalam memperkuat kapasitas PAD dan fiskal di Sultra.
Ia berharap, efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintah tersebut mendorong dan memberikan daya ungkit pada kegiatan-kegiatan ekonomi masyarakat atau pada belanja-belanja pemerintah yang lebih produktif.
“Karena kita tahu potensi-potensi penerimaan pajak dan retribusi kita itu cukup besar, cuma kemudian belum optimal. Nah, agar kemudian efisiensi itu tidak mengganggu maka pada sisi yang lain pemerintah mesti memperkuat aspek pendapatannya,” ujar Syamsir. (B/ST)
Kontributor: Ismu Samadhani